Dongeng-Mendongeng

Sejak masih hamil Razan, suami saya sering menganjurkan saya untuk membaca buku-buku cerita atau dongeng untuk Razan. Meski masih di dalam perut, Razan sudah bisa diajak berkomunikasi, begitu kata suami saya waktu itu. Sebenarnya saya tidak biasa melakukannya, tetapi karena dorongan dari suami, akhirnya saya melakukannya. Awalnya sih agak males ya, secara dari dulu saya nggak pernah dibacain dongeng juga oleh ortu saya (hihihi, protes), tetapi ternyata setelah melakukan mendongeng itu menyenangkan lo. Bahkan bikin ketagihan untuk mendongeng dan mendongeng lagi. Saking senengnya mendongeng, kemarin pas ulang tahun suami memberi hadiah beberapa buku dongeng untuk saya. Sambil menyelam minum air sih ya sebenernya. Maksudnya, sambil kasih hadiah ulang tahun untuk ibunya, sekalian bisa bikin anaknya pinter, hihihi. Pinter ya suami saya.

Saya semakin semangat membacakan dongeng untuk Razan setelah menemukan blog ini. Ternyata banyak sekali manfaat dari aktivitas baca dongeng ini, di samping membangun kecerdasan, membaca dongeng juga bisa semakin mendekatkan ibu dan anak. Tapi ya sodara-sodara, ibunya semangat gini, Razannya kalau di dongengin malah buku dongengnya ditarik-tarik biasanya sampe sobek-sobek :D. 

But no worries, proses sobek-menyobek bagi anak-anak itu juga adalah bagian dari 'belajar'. Tinggal bagaimana kita sebagi orang tua mengarahkannya. Betul begitu ya ibu-ibu, hehehe.  Barangkali dengan sobek-menyobek itu dia belajar untuk 'tertarik' mendengarkan dan memperhatikan apa yang didongengkan untuknya. So, semangat mendongeng untuk anak-anak kita ^^.

Lagu Rindu

Menemukan lagu untukmu teman di youtube.Jadi inget jaman perjuangan dulu sama temen-temen PII Slembar. Inget acara renungan sanlat di SMP 4 Gamping, inget batra, inget sama cerita-cerita dengan semacam gula.Kangen mereka euyy....Ini nih liriknya...

 Untukmu Teman
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
***

Anak lebih beken dari Siemak

Fenomena anak lebih beken dari pada emaknya ternyata tidak hanya terjadi pada saya, namun  jamak terjadi pada orang-orang di sekitar saya juga. Tidak sengaja tadi pagi ketemu guru jaman kuliah dulu di lorong fakultas. Kebetulan hari ini guru saya tersebut sedang berulang tahun. Judulnya sih mau ngucapin ulang tahun saja ke guru tersebut. Tapi dasar Ibu-Ibu, judulnya apa, yang dilakukan apa. Judulnya mau ngucapin ulang tahun, eh kok ya yang dilakukan ngobrol ngalor-ngidul. Dalam obrolan tersebut, Ibu guru tadi mengundang saya untuk main di rumah barunya, kebetulan lokasi rumah barunya 'agak-relatif dekat' dengan rumah kami (maksudnya sama-sama arah Jogja Barat). Ibu guru menjelaskan secara detil arah menuju rumahnya. Sebagai antisipasi apabila saya tidak menemukan rumah Ibu guru, saya kemudian bertanya, "Mbak (Ibu guru muda maksudnya), jika saya tidak menemukan rumahnya, bisakah saya menyebut nama njenengan?" maksud saya, jika saya keblasuk, terus saya tanya dimana rumah Ibu A pada orang-orang sekitar, mereka mudeng atau tidak. Ibu guru itu bilang begini, "Kayaknya sih mereka tau, tapi mereka akan lebih tahu kalau yang disebut adalah anak saya yang ragil". Bhahahaha...sontak saya ketawa. Setidaknya kasus yang sama terjadi pada saya. Anak saya lebih beken dari emaknya.

Razan's first milad

Akhirnya kesampean juga bikin sukuran kecil-kecilan untuk satu tahunnya Razan. Meskipun judulnya 'kecil-kecilan', tapi acaranya rame. Banyak sodara-sodara yang datang meski tak diundang. Tapi seneng juga sih, karena masakan saya jadi berkah aka habis ludes dinikmati banyak sodara. Razan sih seneng, karena banyak yang datang dan rame. Tapi tetep aja anak kecil itu nggak ngerti ulang tahun-ulang tahunan, yang dia tahu adalah rumah rame dan dia banyak temen buat mainan. Kami sempet kuatir pas anak-anak kecil datang ke rumah Razannya malah tidur. Soalnya jam yang ditentukan adalah jam-jamnya Razan tidur. Emaknya juga lupa sih, nggak mikir samapi ke situ. Tapi ternyata enggak sodara-sodara.Razan enggak tidur, mesti setelah itu dia langsung tidur. Over all, sukurannya sukses dan emaknya puas. Nggak sia-sia dibela-belain bangun jam 2 pagi demi untuk bersibuksibuk ria di dapur.

tentang saya

Ibu dari dua anak-anak yang sehari-hari mengajar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta serta peneliti tentang isu-isu kebijakan publik serta dinamika pemerintahan daerah

Selamat Datang

Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini merupakan kumpulan tulisan pribadi pengisi waktu luang, renungan dan juga rekaman jejak tumbuh kembang anak lanang kami, Razan. Semoga bermanfaat.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

Popular Posts

Followers