Bermain Bola dan Manfaatnya Untuk Batita

KOMPAS.com - Tahukah Anda bermain bola bersama si kecil dapat menjadi ajang stimulasi untuk koordinasi tangan dan matanya? Psikolog, Nella Safitri Cholid memaparkan sejumlah manfaat dan kiat bermain bola untuk anak usia 1-3.

Bermain bola dengan menggelindingkan, melempar dan menangkap bola bersama batita juga ada syarat dan ketentuannya. Berikut di antaranya:
* Sediakan bola, bila memungkinkan dalam berbagai ukuran, dari kecil (seukuran bola tenis) hingga agak besar (setidakya ukuran 15-20 cm).
* Pilih bola yang ringan karena otot tangan si kecil belum kuat mengangkat bola yang relatif berat.
* Bola dengan bahan empuk seperti plastik atau kain dengan tekstur agar kasar bisa merangsang indra peraba (telapak tangan) sang bua hati.
* Pastikan area bermain aman dengan permukaan rata.

Cara bermain:
* Minta si kecil duduk berhadapan dengan kita setidaknya dengan jarak 1,5 meter.
* Beri contoh bagaimana cara menggelindingkan bola. Peragakan secara perlahan ke arahnya.
* Minta ia menangkap bola tersebut, lalu biarkan si batita menggelindingkan kembali bola tersebut kepada kita.
* Acungkan jempol atau bertepuk tanganlah untuk menunjukkan rasa bangga atas apa yang dilakukan si kecil. Pujian seperti itu akan membuatnya bersemangat untuk mengulang permainan ini.
* Kalaupun ia belum berhasil mengarahkan bola dengan baik, tetaplah memberinya semangat. Untuk anak-anak batita, menggelindingkan, melempar, ataupun menangkap bola bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Mereka masih perlu latihan berulang-ulang untuk menguasainya.
* Bila anak sudah tampak menguasainya permainan ini dengan posisi duduk, cobalah kali ini bermain sambil berdiri. Atur jarak sedemikian rupa sehingga ia mudah melempar dan menangkap bola tersebut.

Manfaat :

* Gerakan saat si kecil memegang bola dan menstimulasi kemampuan menggenggam melatih fungsi-fungsi jemarinya, dan juga koordinasi kedua tangan.
* Mengoptimalkan kekuatan otot lengan ketika ia menangkap dan melempar bola.
* Mengasah kemampuan kordinasi mata dan tangan.
* Melatih konsentrasi, ketika ia berusaha menangkap bola dengan tangannya serta mengarahkan bola pada sasaran yang tepat.


(Sumber: http://female.kompas.com/read/2013/01/30/09483620/Bermain.Bola.dan.Manfaatnya.untuk.Batita?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktswp)

Keep on stride

“Perjalanan seribu langkah dimulai dengan perjalanan satu langkah” 

Langkah Pertama Razan-12082012




Barangkali sudah terlambat  ya kalau mau ngomongin resolusi. Tahun 2013 sudah berjalan. Bahkan januari sudah hampir habis, tinggal menghitung hari. Meskipun begitu, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, better to late than nothing at all (Pembelaan diri :D). 

Berbicara tentang 2013 adalah berbicara tentang percikan keberanian, keyakinan sekaligus harapan. Keberanian untuk menghadapi hari esok dan keyakinan sekaligus harapan bahwa kerja keras, do'a, ikhtiar dan tawakal akan selalu berbuah manis. Keberanian untuk menghadapi hari esok dan melangkah untuk tujuan terbaik adalah satu semangat yang harus terus dikobarkan agar hal-hal yang baik selalu berada bersama kita. 

So, do not be afraid and keep on stride. The journey of thousand steps is begins from a single step journey.

Susu UHT vs Susu Formula








Imel ini aku dapat berdasarkan pertanyaan yg kukirim ke redaksi susu ultra. Bagus buat menambah wawasan para orang tua. so selamat membaca ya.... mudah2an bermanfaat.
---- Original Message -----
From: "hany kurniasari" <hanny_sari@yahoo. com>
To: "ultra" <seputarsusu@ ultrajaya. co.id>
Sent: Friday, January 19, 2007 4:04 PM
Subject: Antara susu UHT dgn susu Formula
dear redaksi,
terima kasih sudah menjawab surat saya yg pertama dhl tentang susu dan Obat.
Skrg sy ingin menanyakan manfaat antara susu UHT dgn susu formula. Spt yg
diketahui susu Formula bayi sampai usia 5 thn sgt byk beredar baik merek
maupun kandungan gizinya. Yg ingin sy tanyakan:
1. Mana lebih baik kandungan gizi susu UHT dgn susu Formula?
2. sy perhatikan di luar negri sana tdk banyak ibu yg menggunakan susu
formula sbg pengganti ASI, melainkan menggunakan susu UHT. Bgmn cara
pemberian susu UHT kepada bayi diatas 1 thn utk beralih dari ASI?
3. Setelah ASI eksklusif 6 bln, susu apa yg baik diberikan kpd bayi sbg
tambahan?
Terima Kasih atas jwbnnya.
Jawaban Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS:
Terima kasih atas pertanyaan Ibu Hany,
Secara alami susu segar telah mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan
komposisi yang baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sesuai dengan namanya,
susu formula adalah susu yang diformulasi dengan bahan-bahan lain, agar
memiliki komposisi seperti yang diinginkan. Itulah sebabnya, mengapa saat
ini di pasaran ditemui begitu banyak macam susu formula, masing-masing
dengan klaim dan iming-iming tertentu.
Bayi hingga usia 4-6 bulan sebaiknya memang mendapatkan ASI eksklusif Di
atas usia tersebut sudah saatnya untuk mendapatkan makanan pendamping ASI
(MP-ASI). Untuk sementara MP-ASI yang dipilihkan dapat berupa susu formula
khusus untuk bayi di atas 6 bulan. Bila nanti sudah berusia 9 bulan, bayi
ibu sudah bisa dilatih dengan susu UHT, tetapi harus diencerkan terlebih
dahulu dengan air. Apabila sudah berusia 12 bulan, susu UHT dapat diberikan
seutuhnya anak. Jumlah yang diberikan berkisar antara 2 - 3 gelas sehari (1
gelas = 250 ml)., sesuai kemampuan anak.
Susu UHT direkomendasikan untuk diberikan kepada anak usia di atas 12 bulan.
Dengan demikian putra Ibu sudah memenuhi kriteria tersebut. Budaya minum
susu UHT harus dipertahankan hingga usia balita, remaja, dewasa bahkan
lanjut usia. Karena melalui minum susu secara rutin, fisik anak akan tumbuh
secara optimum dan kuat, serta kesehatannya akan selalu terjaga prima
sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit.
Sejak dini harus diusahakan agar anak memiliki status gizi yang baik, yaitu
tidak kurang dan juga tidak lebih. Oleh karena itu, anak-anak harus
diusahakan memiliki status gizi yang baik melalui pola makan yang benar,
yaitu dengan menerapkan konsep menu seimbang. Menu seimbang artinya makanan
yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, sesuai
dengan kebutuhan anak. Cara paling sederhana untuk memonitor status gizi
anak adalah dengan cara mengukur tinggi badan atau berat badan, serta
mencocokkannya dengan Tabel tinggi badan menurut umur atau Tabel berat badan
menurut umur. Tabel tersebut bisa dilihat di buku-buku tentang gizi atau
panduan rumah sakit.
Susu UHT (Ultra High Temperature) merupakan susu yang diolah dengan suhu
pemanasan sangat tinggi (135-145ºC) dalam waktu yang sangat singkat (2-5
detik). Pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi bertujuan untuk membunuh
seluruh mikroorganisme, baik pembusuk maupun patogen (penyebab penyakit).
Waktu pemanasan yang sangat singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan
nilai gizi susu, serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif
tidak berubah dibandingkan susu segarnya. Di dalam teknologi pangan, telah
diketahui bahwa pengolahan dengan suhu pemanasan yang tinggi tetapi dengan
waktu yang sangat singkat, lebih dapat menyelamatkan nilai gizi daripada
suhu pengolahan yang lebih rendah tetapi dengan waktu yang lebih
lama.Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT relatif lebih sedikit
pengaruhnya terhadap kerusakan zat-zat gizi, dibandingkan dengan pengolahan
susu bubuk.
Susu bubuk berasal susu segar yang kemudian dikeringkan, umumnya
menggunakan spray dryer atau roller dryer. Kerusakan protein sebesar 30%
dapat terjadi pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk. Kerusakan
vitamin dan mineral juga lebih banyak terjadi pada pengolahan susu bubuk.
Susu UHT dapat dijadikan sebagai pengganti susu bubuk. Dalam beberapa hal,
susu UHT lebih praktis diberikan kepada anak-anak, yaitu mudah dibawa, tidak
perlu waktu untuk menyiapkannya, serta awet disimpan pada suhu kamar selama
10 bulan meskipun tanpa bahan pengawet. Konsumsi susu penting untuk
meningkatkan sistem imunitas (kekebalan) tubuh terhadap berbagai penyakit.
Sesungguhnya susu cair dapat diandalkan sebagai bahan pangan sumber zat gizi
yang sangat baik. Itulah alasan utamanya mengapa konsumsi susu cair di
dunia selalu lebih tinggi dibandingkan susu bubuk. Hanya di Indonesia,
berlaku hal sebaliknya. Hal tersebut merupakan warisan masa lalu, khususnya
di zaman penjajahan yang lebih mudah untuk mendistribusikan susu bubuk
ketimbang susu cair. Kendala lain di masa lalu adalah keterbatasan
teknologi pengolahan susu dan keterbatasan lemari pendingin.
Selain itu keunggulan susu UHT dibandingkan yang lain adalah: (1) aman untuk
dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab
penyakit, (2) memiliki warna, rasa dan penampakan yang mirip susu sapi
segar, (3) susu bersifat awet dan tanpa bahan pengawet, (4) sangat praktis
untuk dikonsumsi dan tidak membutuhkan lemari pendingin, (5) mengandung zat
gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal.
Semoga ibu & keluarga tetap mengkonsumsi susu UHT untuk memperoleh manfaat
yang optimal...
Salam Hangat,
seputar susu

(Sumber: http://ririegranita.blogspot.com/2008/11/susu-uht-vs-susu-formula.html?m=1)

Artikel Copas

Saya suka tulisan ini, bikin saya merasa 'mak jlep'. Sekedar bahan perenungan untuk saya. Saya hanya tinggal mensyukuri apa pun peran saya sekarang, sungguh di pelosok dunia lain, banyak perempuan yang nasibnya jauh lebih buruk dan membutuhkan uluran tangan kita. Wallahu’alambishawab

*****
Aku menemukan tulisan ini. Isinya bagus. Aku tidak bermaksud untuk menyinggung pihak-pihak tertentu ya. Sekedar share bahwa Alloh telah menciptakan manusia, bukan hanya sebaik-baik bentuk, tapi juga sebaik-baiknya peran, amanah, tujuan, dan kefitrahan. Selamat membaca :)


Lega Bisa Menjadi Ibu Rumah Tangga

 
Setelah saya pikir, yang berperan ganda siapa ya? Aku apa pembantuku nih


Selasa, 17 Juli 2012 
SEBELUM married, memang aku nginnya bekerja. Kelihatannya keren saja pokoknya bisa mencari duit sendiri. Kebetulan diajak teman ngelamar di Karawaci, eh aku diterima tapi temenku justru tidak lolos.

Waktu sudah married (Alhamdulillah suamiku, sudah punya pekerjaan mapan, rumah juga udah ada, Alhamdulillah banget deh pokoknya). Tapi tetap saja aku bilang sama suamiku kalau masih ingin bekerja. Memang sudah kita bahas kalau mencari nafkah itu kewajipan suami dst. Jadi alasan buat kerja di luar rumah memang kebanyakan buat pembenaran aja sih. Buat nambah income lah, biar nggak mubazir capek-capek kuliah, ingin berperan ganda, emansipasi, aktualiasasi diri bla bla bla.

Dandan cakep buat siapa yah?

Pagi-pagi, yang namanya dandan kayaknyanggak kelar-kelar, ada aja yang bikin tidak pede, suami aku sampai pencet-pencet klakson he he he… kalau orang Jawa sampe pencet klakson, berarti memang akunya saja yang nggak beres. Sudah begitu, di mobil masih aja benerin make up, suamiku menyetir, aku cuekin bodo amat! Turun dari mobil aku sudah cakep, wangi, rapih dan seksi. Hmm yang namanya Office Boy (OB) sampe Manager pada ngelirik deh (ah pada ngeres aja pikirannya… iya sih jujur aja, wanita mana sih yang nggak seneng kalau dikagumi?)

Pas sudah punya anak, masih tetap saja begini juga. Waktu ada teman bilang, “Eh kamu nggak nyangka lho kalau udah punya anak, bawaannya masih kayak gadis ajah. Rasanya sih seneng dengernya.”

Suatu hari, aku pernah mendengat tausyiah seorang ustad di Female FM tentang kecantikan seorang istri dan sikap terbaik baginya adalah hak suaminya. So what! jadi kalau ke kantor, memangnya nggak boleh dandan cakep gitu ya, pikirku!

Belakangan tiba-tiba hati ini merenung. “Ya Allah rupanya benar. Aku sudah serahkan haknya suamiku kepada ke suami-suami lain yang tidak berhak atas aku, setiap hari, bertahun-tahun… “

Emansipasi? Emang enak banget!

Sebenarnya aku sudah berterima kasih banget sama para tokoh-tokoh kewanitaan yang sudah rajin menyuarakan emansipasi untuk memperjuangkan kesamaan hak cowok ama cewek.

Di kantorku, gaji cewek sama gaji cowok untuk posisi yang sama tidak pernah dibedakan. Mulai bonus, tunjangan, semua sama.

Tapi kalau kewajiban sama nggak ya? Memang sih pada jabatan yang setara dengan jabatanku, temen-temen cowok kasihan juga kerjanya. Harus mengejar target ini lah, harus nge-deal kontrak itu lah, harus ke bea cukai lah, disemprot boss lah.

Pernah monitor komputerku mati bolak balik. Sebel!

Memang sih, aku tebak paling kabelnya ada yang longgar. Tapi masak sih, cewek kudu ngolong di meja?

Biasanya, kita, para wanita, tinggal angkat telpon, pakai sedikit rayuan kecil, langsung datang tuh orang bagian IT.

Memang enak banget emansipasi. Hak boleh sama tapi, kewajiban masak sama juga? Kayaknya tidak.

Professional

Aku suka geli sendiri. Kadang ada aja yang kelupaan. Lupa menaruh duit buat pembantu beli aqua, lupa bawa pembalut, lotion ketinggalan lah dll.

Jika Anda sekalian mau tahu, ini jadwal rutin kita para wanita karir;

•Begitu nyampai kantor langsung nelpon rumah untuk mem-briefing pembantu dari A ampe Z (manajerku saja gak rajin kasih briefing he he he)

•Habis menelpon sarapan deh ..(Mohon dipahami ya… jalanan Jakarta macet, kalau sarapan di rumah mana sempat?)

•Habis sarapan terus ngrumpi ..(wajib nih.. untuk berbagi info soal pendidikan anak, cinta laura, hem… tentang semalam bersama papanya anak-anak :)

•Habis ngrumpi apa lagi ya? Kadang si Nonik, toko berjalan bakal datang membawa dagangan, kemarin katanya mau membawa contoh high heel dll.

•Menelpon rumah lagi. Itu si bibi suka tidak nyambung, jika tidak diulang-ulang.

•Menelpon lagi… ngrumpi lagi… kabarnya si Komala baghaiman ya? Katanya, habis pap smear

• Paling demen kalau ada yang ngajak rujakan. “it’s a women thing you know.”

•Pekerjaan mah sambilan aja, yang penting beres, lho memang kenapa?

Well, ok mungkin it is not that bad ya..tapi coba deh kita evaluasi dengan jujur aja.

•Telpon yang ada di meja kita, lebih sering dibuat nelpon siapa coba? Urusan pribadi apa urusan kantor? Kalau pamer HP waaah nggak mau kalah deh, kalau Blackberry bosen ganti Android, tapi giliran nelpon anak di rumah, eh pakai telpon kantor :)

•Komputer lebih sering buat browsing mode baju, baca cerpen atau buat urusan kantor.

• Itu liat deh email kita masing-masing, ada berapa email yang kita kirim tiap hari? Berapa sih yang bener-bener buat pekerjaan? Paling emailan ngebahas ladies lunch, rasanin boss, gaji pembantu amah al-hal cewek doang isinya.

•Ketika kita lagi ngrumpi misalnya, sadar nggak sih kalau suara tawa kita cekikikan sudah ngeganggu para bapak-bapak yang lagi serius konsentrasi bekerja demi memastikan kalau nafkah yang mereka kasih untuk anak istrinya bener-bener halal dan toyyib. Kita mah cuek bebek aja ha ha hi hi!

Peran Ganda

Wanita bekerja kan dimitoskan sebagai wanita yang bisa menjalankan peran ganda yaitu mencari uang dan mendidik anak sekaligus. Pokoknya superwoman deh kayak lagunya Karyn White tahun 90-an.

Peran mencari uang dilakukan dengan cara “professional” yang dibahas di atas.

Nah peran mendidik anak ini yang ribetnya minta ampun. Memangnya cukup dengan mengangkat gagang telpon memberi instruksi kepada si bibik di rumah? so simple isn’t it?

Managemen waktu yang efektif adalah kunci sukses peran ganda, itu kata pakar kewanitaan.

Ya contoh aja, si bibi aku beri tahu jadwal jam-jam aku menelpon rumah agar dia bisa menyiapkan anakku di dekat telpon (hanya sekedar bertanya; udah makan belum, udah bobok?)

Si bibi juga harus dicerewetin agar kalau sore semuanya sudah beres, anak udah mandi, rumah udah bersih, makanan udah siap dll.

Setelah saya pikir, yang berperan ganda siapa ya? Aku apa pembantuku nih?

Pembantu gajinya pasti di bawah UMR (mau tanya, yang membayar gaji pembantu di atas UMR angka tangan deh!)

Pembantu kita kasih tugas ngerawat anak mulai nyuapin, nyebokin, mandiin, ngajarin nyanyi, seabrek.

Sudah begitu, pembantu juga masih kita beri tuga bersihkanrumah, mencuci, menyetrika celana dalam suami, dan kalau lagi pas aku telepon kadang dia lagi bikin sambel kesukaan suami.

Peran paling berat pembantuku sebenernya justru meladeniku yang sering ketus bin cerewet, tidak peduli semua kesulitan yang dia hadap untuk menjalan perintahku.

Padahal, di kantor, aku mah tinggal enaknya saja, kalau lagi ngrumpi suka tidak mau kalah mamerin anak aku udah bisa gini bisa begitu, kalau anakku dipuji orang, Hmm siapa dulu mamanya? Kalau anakku malu-maluin, tinggal bilang saja, “Iya tuh dasar pembantuku oon.”

Lho, suamiku bukan tipe orang rewel. Nasi tumis kacang panjang sama sambel terasi udah nambah bolak balik makan. Kalau cari praktisnya aja, pembantuku disuruh menyiapkan semua beres deh. (Idih boro-boro bikin sambel terasi, memegang terasi saja baunya mana tahan )

Tapi kok sama pembantu cuma digaji segitu sih? Pelit amat!

“Iya orang kerjanya nggak becus masak mau digaji tinggi.”

Kalau kerjanya nggak becus, kok dipasrahin merawat anak? He he he jadi yang nggak becus itu siapa?

Emang ironi 

Kalau aku ditanya siapa yang paling aku banggakan, aku pasti jawab Mamaku.

Aku ingat betul kalau aku mau pergi ke sekolah, mamaku menyisir rambutku, kadang dikuncir seperti ekor kuda. Kalau aku pulang sekolah pasti disambut peluk cium di depan pintu, terus ditanya dijarain apa nak? Mama I love you Mama.

Tapi kenapa ya, aku sendiri justru lebih bangga jadi wanita karir?

Mamaku orangnya sederhana banget tapi bisa mendidik membesarkan aku jadi sarjana kayak begini.

Nah aku sudah sarjana jsutru malah kebalik. Mendidik anak justru aku serahkan ke pembantu oon yang aku omelin tiap hari.

Fitnah

Namanya kantor ya kayak gitu itu deh. Cowok-cewek bukan muhrim bergaul tanpa batas. Lupa kalau itu suami orang atau sengaja menghilangkan jarak karena tiap hari bertemu. Demi selembar kertas kerjaan yang kita bahas, sudah deh, pasti lupa tuh sama perabotan kita. Kalau kita berdiri terus cowok temen kerja kita duduk, dada kita cuma berapa centi dari mulut cowok itu. Yang cowok juga kadang suka GR, sementara cewek juga suka mancing-mancing, jadi sama saja. Yang pakai jilbab-pun, sama aja becandanya. Mencubit suami orang, salaman sama suami orang dll itu mah hal biasa di kantoran. Pokoknya sama saja!

Aku sendiri juga jujur seneng banget kalau dibantuin, kan artinya aku lebih punya waktu lebih banyak buat ngrumpi, rujakan atau nelpon sana sini he he he.. Bodo amat kalau cowok yang bantuin aku jadi GR ato main hati. Pura-pura innocent ajah …. He he he …

Golden Age (Masa-masa emas yang tak akan pernah kembali)

Pasti ada perasaan bersalah yang muncul karena aku tidak bisa setiap waktu deket sama anak. Aku coba tutupin rasa bersalah itu pakai alasan-alasan pembenaran.

Sering ada yang cuap-cuap begini, “Yang penting kualitas bukan kuantitas. Jadi walaupun waktu kita untuk anak cuma sedikit tapi kalau berkualitas kan lebih baik.”

Lebih baik bagaimana maksudnya nih?

Kita nyimpen ASI di kulkas di kantor dan Astaghfirullah, itu apa pada nggak risih ya? ASI dijejer sama minuman punya orang lain, apa nggak risih ya ASI nya jadi perhatian dan bikin pikiran kotor suami orang.

Setelah seharian kita pajang di kulkas di kantor, baru deh sore harinya kita minumin ke anak kita.

Yakin tuh ASI kayak begitu lebih baik dan lebih barokah daripada ASI yang langsung kita minumin ke mulut anak kita?

Ketika anak-anak kita mulai bisa bicara, mulai berjalan dan mulai bertambah kepinterannya, apakah kita yakin lebih baik di banding pembantu kita yang dengan sabar menemani, menjag, mengajarin anak kita?

Ketika kita ambil rapot anak kita, apa kita yakin merasa lebih baik dan lebih terhormat daripada ibu-ibu yang tidak bekerja di kantor seperti kita?
Ibu-ibu itu mencurahkan kasih sayangnya dengan membelai tangannya sendiri, dengan nasihatnya sendiri, sementara aku menyapa anakku hanya dengan telpon kantor, pembantuku lebih sering memberi nasihat daripada aku yang cuma marah-marah aja kalau dilaporin pembantu.

Galau

Tapi, rupanya ada saat hati ini mulai tidak bisa dibohongi lagi.

“Mama kerja cari uang dulu buat kita jalan-jalan ya sayang, buat beli susu, buat beli bajunya Amy.”

Apa bener uang gajiku buat beli baju, beli susu dan buat jalan-jalan?
Tagihan kartu kredit dilaciku jadi jawabannya, yang beli HP baru, beli baju online, beli tablet buat fesbukan. Itu saja sering ditombokin suami.

Tausyiah itu akhirnya teringat kembali. Kecantikan dan sikap terbaik istri adalah hak suami. Sudah 5 tahun lebih aku kerja. Enjoy sih, suasana kerja penuh canda dan akrab, banyak yang kagum kecantikanku. Sakit hati sih kalau ada yang menikam dari belakang bilang aku ganjen, gatel ato genit.

Suamiku dan anak-anakku melepaskan hak mereka atasu, diikhlaskannya aku pergi keluar rumah, sementara aku membalas keikhlasan mereka dengan kelakuan yang seandainya mereka liat, pasti mereka akan kecewa.

“Ya Allah ya Rabbi… setiap hari selama bertahun-tahun aku sudah memberikan hak suamiku, hak anak-anakku kepada ke suami-suami lain yang tiada hak atas aku.”

Hati ini teriris setiap kali si kecilku Amy bilang, “Mama jangan kelja” setiap aku pamit berangkat kerja.

“Surga di bawah kaki ibu.”

Tapi masihkah surga ada di bawah kaki ibu seperti aku?

Ibu yang tidak menyusui anaknya 2 tahun penuh.

Ibu yang asik ngrumpi dikantor sementara anaknya main sama pembantu.

Ibu yang asik chating email sementara anaknya tidur siang didekap pembantu.

Ibu yang cuma bisa cerewet lewat telpon kantor nyuruh mandilah, makanlah, tidur sianglah.

Ibu yang sibuk buka internet kantor cari-cari baju terbaru biar tetep modis diliat (suami) orang.

Ibu yang asik makan siang bareng di café sementara anaknya disuapi pembantu.

Enough! I am coming home sweety. 

Keputusan berhenti kerja juga nggak mudah, tapi sebenarnya aku saja sih yang mellow. Teman-teman cewek bilang apa nggak sayang ninggalin kerjaan, eh tapi di belakangku mereka bilang aku berhenti kerja karena kasus ini dan itu, dasar!. Di hari terakhirku aku memberi kata-kata pesan perpisahan, “I miss you, friends forever, ah gombal pada lu semua!”

Suamiku bilang sebenernya dia sudah lama “ngebatin” ingin aku berhenti kerja. Dasar orang Jawa, coba bilang sejak dulu, mungkin aku bakal nurut.

Ridha Allah

Tiada yang lebih nyaman buat seorang hamba selain mengikuti Sunatullah. Suami dan perempuan punya fitrahnya sendiri, ikuti saja maka Allah akan melimpahkan ridha-NYA.
Alhamdulillah, keputusan berhenti bekerja adalah yang terbaik. Kini aku bebas menikmati saat-saat indah bersama bidadari kecilku Amy, kupastikan Amy mendapatkan cinta dan kasih sayangku selama aku masih hidup.

Dengan ridha Allah, aku juga tetap bisa punya penghasilan sendiri, berdua kakak perempuanku aku men gembankan bisnis cupcake online (many thanks to Pak Dani) Suamiku membelikan aku Honda Jazz second, asik juga bisa untuk mengantar pesanan cupcake dan buat antar-jemput sekolah buah hatiku.
SubhaAllah. Sungguh Allah tidak mengingkari janjiNYA. Allah cukupkan rizki orang yang bertawakal kepada NYA.

Penting lagi, aku bisa bebaskan diri ini dari fitnah, aku bisa jaga hak suamiku dan aku penuhi kewajibanku kepada anak-anak yang diamanahkan Allah kepadaku.

Eh doain aku ya biar cepet berhijab. Aku ingin berhijab lahir dan batin lillahi ta’ala. Maha Suci Engkau Ya Allah.*/Fany FarsadiIbu Rumah Tangga tinggal di Tangerang. Kisah ini ditulis berdasarkan pengamannya sendiri

copy paste dari: http://diari-perjalanan.blogspot.com/2012/07/lega-bisa-menjadi-ibu-rumah-tangga.html

chronicle


Lusa adalah tepat 17 bulan usia Razan. Nggak terasa banget, waktu berjalan sedemikian cepat dan setiap hari Razan bertumbuh menjadi ‘super ngglidik boy'. Bapak dan Ibu saya sekarang sudah sering mengeluh dengan aktivitas razan yang super duper banyak ulah dan kocak. Dan seringkali membuat orang gondok, namun juga membuat orang tertawa juga. Dan foto-foto di atas adalah rentetan tumbuh kembang yang sempat terekam oleh kamera HP kami.

Menyenangkan le, dapat menemanimu bertumbuh. I Love you tole. Semoga kami dapat menjaga amanat terbesar yang Allah titipkan kepada kami sebagai orang tua. Amin.

Tepar Berjamaah

Sakit dan memaksakan diri untuk pergi bekerja itu sesuatu.Radang tenggorokan kambuh, kepala pusing dan badan yang gemreges membuat saya merasa tidak nyaman melakukan sesuatu. Pengennya bobok manis sambil ngeloni si Razan (ngarep.com) Tapi apa boleh buat, jika ada kewajiban yang harus dilaksanakan, maka niat bobok manis tersebut diurungkan dan ditunda realisasinya sampai nanti malam.

Kok ya kebetulan banget ya, Razan, saya, dan ayah sakit dalam waktu yang bersamaan. Kalau Razan sih sakitnya udah beberapa hari ini, meler a.k.a. flu yang disebabkan oleh cuaca yang dingin beberapa hari ini, hujan terus dan bisa jadi juga ketularan Mas Azzam yang memang sedang flu berat. Sementara ayah memang sudah langganan, kalau kecapekan dan cuacanya dingin dijamin langsung bersin-bersin dan meler. Nah khusus saya yang langganan terkena radang tenggorokan ini penyebabnya bisa bermacam-macam, diantaranya: kecapekan, karena meski Sabtu-Ahad Kemarin libur, hari Sabtu saya mondar-mandir ke acara nikahannya tetangga dan teman sewaktu dulu aktif di organisasi kampung. Ditambah hari minggunya diajakin ayah main ke Ngijon, tempatnya  tante fifi dan dilannjutkan berkunjung ke tempatnya budhe dhona di giwangan dan tempatnya mbah san di kricak. Dan berhasil sudah perjalanan di hari minggu itu membuat saya, ayah dan razan tepar tak berdaya. Meski sudah saya obati sendiri, tetep saja belum sembuh. Untung saja

Razan nggak rewel. Bahkan habis maghrib Razan sudah tidur, dan baru bangun jam 7 pagi. Itupun harus ada acara digangguin biar bangun :P. Untungnya lagi, kondisi ayah juga lumayan membaik setelah diberi obat andalan ayah. Saya jadi tidak begitu kuatir berjauhan dengan ayah sampai hari Rabu nanti dengan kondisi kesehatan yang berangsur-angsur fit. Tinggal saya ini yang masih memikirkan obat mujarab pereda sakit tenggorokan, ada yang tahu sodara-sodara? ***

Desa Ketingan: Hunian Nyaman untuk Populasi Kuntul

Adakah yang pernah tahu atau mendengar tentang Desa Ketingan? Desa Ketingan adalah sebuah Desa yang berlokasi di sebelah selatan Kota Sleman, tepatnya di Kelurahan Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Lokasi persisnya adalah di sebelah timur kantor Kecamatan Mlati. Desa Ketingan ini merupakan desa yang menyimpan kekayaan fauna berupa populasi burung kuntul. Kondisi Desa Ketingan yang merupakan wilayah subur yang memiliki areal sawah pertanian yang terbentang luas serta pekarangan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, membuat wilayah ini menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi ratusan spesies burung kuntul. 

Bagi Anda yang sering melintasi jalan ke arah utara selokan mataram menuju Cebongan pada pagi hari sebelum jam 8 atau sore hari setelah jam 16.30, akan dengan mudah menikmati suguhan indah berupa deretan burung kuntul yang berdiri berjejer di pinggir sawah ataupun pohon-pohon tinggi yang juga berada di pinggir jalan. 

Barangkali saya termasuk orang yang beruntung dapat menikmati suguhan pemandangan indah tersebut. Kemarin pagi, saya bersama Razan melewati jalan tersebut menuju RSUD Sleman tepat sebelum pukul 8. Dan betul saja, banyak sekali saya dapati burung kuntul di sawah dan pepohonan tinggi di sepanjang jalan yang saya lewati tersebut. Bukan hanya Razan yang senang, saya juga senang. Piknik yang tidak direncanakan, pikir saya. Sungguh burung-burung kuntul tersebut telah memikat hati saya dengan tubuh putihnya yang menurut saya indah dan juga dengan kepakan-kepakan sayapnya yang tak kalah memikat hati. Saya semakin merasa beruntung karena pulang dari Rumah Sakit, sekitar habis zuhur, oleh Bapak saya saya diajak melewati sawah yang berada di pedalaman Ketingan. Tak ada rumah di sana, sejauh mata memandang semuanya adalah hamparan hijau sawah membentang. Subhanallah, ternyata ya, piknik itu nggak perlu jauh dan mahal. Di dekat rumah saya pun ada dan gratiiiissss!!!!.




Ohya, burung-burung tersebut hanya bisa dilihat pagi-pagi sebelum jam 8 atau sore-sore kira-kira setelah pukul 16.30. Antara jam 8-16.30 tersebut burung-burung akan terbang ke arah selatan untuk mencari makan. Dan sekali lagi, saya termasuk orang yang beruntung karena setiap pagi saya dapat menikmati barisan burung-burung yang terbang ke arah selatan untuk mencari makan. Lokasi rumah saya kebetulan berada di sebelah selatan segaris dengan Desa Katingan, sehingga setiap pagi dilewati. Bisa dipastikan setiap pagi dan sore hari saya akan berada di halaman rumah menantikan barisan-barisan burung tersebut melintas. Dan razan dengan girang akan bilang 'da da uyung, da da uung' (dada burung). So, bagi yang penasaran, segera saja berkunjung. Keren loh, apalagi kalau habis hujan, suasananya dijamin topmarkotop :).


bukan SOFTWARE FREAK

Belakangan ini saya lagi gandrung mengotak-atik software, software apa saja. Mulai dari software untuk untuk presentasi seperti mindmanager sampai photoscape. Meskipun saya bukan software freak, saya cukup menyukai utak-atik software yang kira-kira bermanfaat untuk saya. Dan ini nih salah satu hasil karya saya mengutak-atik software. Masih amatiran dan tidak begitu bagus, tapi saya suka.

Hikmah kecil dibalik hujan angin hari ini

Hari ini hujan angin lagi. Derass, gelap dan anginnya juga kenceng sekali. Ya Allah, semoga nggak ada rumah yang rusak lagi ya. Musim hujan kali ini sepertinya sudah beberapa kali terjadi angin puting beliung. Seingat saya terakhir kali angin puting beliung terjadi pada tahun baru yang lalu di daerah Umbulharjo. Sebelum-sebelumya angin puting beliung terjadi di daerah Jambon, Kalasan, Melati dan Cebongan. Dan mungkin masih ada lagi di daerah lain di Jogja.

Sebenarnya bukan angin puting beliung yang ingin saya ceritakan di sini. Tetapi tentang kesungguhan Bapak Kebersihan di kampus dalam membersihkan air hujan yang menggenangi lantai-lantai di lorong kampus yang diakibatkan oleh hujan deras tadi. Saking kencengnya angin yang menyertai hujan hari ini, lantai-lantai di tempat kerja saya digenangi air hujan. Cukup mengganggu, jika tidak berhati-hati orang yang berjalan di lantai tersebut bisa terpeleset. 

Waktu saya hendak mengambil air wudhu, saya mendapati si bapak sedang serius membersihkan air dengan sebuah sekop untuk mengambil air dan mengumpulkannya ke dalam ember besar. Saya jadi terpikir, seandainya saja semua orang seperti si Bapak kebersihan. Dengan sepenuh hati mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya meskipun 'hanya' menjadi tukang kebersihan, profesi yang terkadang oleh beberapa orang dipandang sebelah mata. Bisa dibayangkan, jika Bapak kebersihan tersebut tidak menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya. Kampus kotor, ruang kuliah menjadi tidak nyaman untuk dipakai belajar dan barangkali jika situasinya banjir karena air hujan seperti tadi banyak orang akan jatuh terpleset. Karena kesungguhan si Bapak dalam menjalankan amanah yang dititipkannya, lingkungan tempat kerja saya menjadi nyaman dan tentu saja tidak ada orang yang celaka karena terpleset air hujan.

Hmm..seandainya saja semua orang seperti Bapak itu ya. Pasti negara ini tidak begini situasinya.  Tentrem, ayem, dan yang pasti tidak ada ribut-ribut soal  korupsi. Hmmm..so sweet ya.

CD baru untuk Razan

Sudah bebarapa bulan ini Razan hobi sekali dengerin CD sholawat yang dibeliin pakdhe. Bukan CD sholawat dari artis terkenal, hanya rekaman sholawat acara tasyakuran khitanan yang kemudian di CDkan. Tapi Razan suka sekali. Razan bisa berjam-jam ngendon di kamar hanya untuk melihat dan menirukan sholawat itu. Bahkan bagi ibu saya yang kebetulan saya titipi razan saat saya tinggal bekerja, CD sholawat itu bisa jadi alat untuk 'nyencang' Razan agar bisa ditinggal sholat. 

Dan seminggu ini saya terus-menerus diprotes oleh Ibu, diminta untuk membelikan Razan CD yang lain, agar tidak CD yang itu-itu saja yang ditonton, kasihan kata ibu saya. Belilah CD yang layak ditonton Razan begitu tambah ibu saya. Dan hari ini Bunda membeli dua CD baru untukmu Nak, satu CD sholawat Cinta Rasul dan satu lagi CD Barney. Semoga Razan suka ya nak.
Ada yang lucu dari kebiasaan Razan mendengarkan sholawat ini. Saking seringnya Razan melototin sholawat tersebut, kadang-kadang Razan menirukannya dengan intonasi yang nggak jelas dan kedengaran aneh. Misalnya, kata 'sudur', Razan bilangnya cuma 'dul'. Dan kata-kata lain yang semuanya terdengar aneh saat diucapkan oleh Razan. Kami sering tertawa-tawa melihatnya. 

Dari kebiasaan mendengar sholawat di CD itu juga, razan sering menirukan kalau ada suara lagu-lagu atau ada orang nyanyi. Seperti tadi pagi saat Mas Azam nyanyi ' satu-satu, aku cinta Allah, dua-dua cinta Rasulullah, tiga-tiga, cinta orang tua, satu-dua.tiga jalan menuju surga', Razan menirukannya dengan intonasi yang khas Razan. Kompak, kami serumah tertawa mendengarnya. Razan oh Razan, semoga kamu suka ya nak CD barunya.

Kenal Dimana?


a happy couple hujan-hujan
Kenal dimana? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang sering muncul ketika dulu saya akan menikah. Saya tidak pernah menjawab pertanyaan tersebut dengan serius, karena pun saya jawab jujur, kadang orang yang mengajukan pertanyaan itu tidak percaya dengan jawaban saya (nah lo!). Kadang belum saya jawab pertanyaan itu, yang mengajukan pertanyaan sudah punya jawaban yang mereka karang semau mereka sendiri, seperti contohnya 'bojomu ki cah pondok wetan kui yo' dan sejumlah karangan jawaban yang lain yang kadang itu bikin saya pengen tertawa guling-guling. Akhirnya saya hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan senyum atau jika tidak saya akan bilang dulu dia (suami saya) adalah teman main saya. Dan mereka percaya saja.

Padahal bohong banget kalau saya bilang dia adalah teman main saya dahulu. Secara kenal saja belum lama. Itu pun nggak sengaja dikenalin sama temen SMA di rumah (btw terima kasih ya putri Yoni semoga nanti beneran dapat masjid ya :P). Berhubung waktu itu dikenalinnya sama-sama habis patah hati, sepertinya acara pedekatenya berjalan slowly but surely. Maksudnya kita sama-sama takut untuk membuat komitmen terlalu cepat (takut sakit hati lagi) tetapi sama-sama mengharapkan segera mendapatkan tambatan hati (cekikik-cekiki, ketawa-ketawa geli kalo inget proses itu). Dan lupa waktu itu gimana ceritanya tau-tau dia mengajak saya untuk berkenalan dengan kakak-kakak dan ibunya (tutup muka cekikikan sambil ke-GR-an). Dan berlanjutlah pada acara kunjungan-kunjungan keluarga dan akhirnya menikahlah kami. Benar-benar so singkat tetapi penuh perjuangan. Alhamdulillah kami mensyukuri kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah kepada kami. Sampai kami dikaruniai little boy yang menambah kebahagiaan keluarga kecil kami. So, kenal dimana saya dengan suami saya dulu itu biar saya saja ya yang tahu sodara-sodara, dan monggo kalau pada mau menebak atau mengaranag dimana dulu saya kenal sama suami saya :D.

ART oh ART

Sudah hampir tiga minggu ini saya hidup tanpa ART aka asisten rumah tangga. Sebenarnya keluarga saya tipikal keluarga yang tidak pernah memiliki ART, semua-semua dikerjakan sendiri oleh Ibu saya dan (kadang) dibantuin oleh anak-anaknya. Dan saya mulai menggunakan ART tepatnya seminggu setelah kelahiran Razan. Seminggu pertama setelah kelahiran Razan, pekerjaan cuci-mencuci dikerjakan oleh suami saya. Namun karena suami saya mulai masuk kerja dan harus kembali berjauhan, maka Ibu saya mencarikan saya ART untuk urusan cuci-mencuci. Kurang lebih 15 bulan bersama ART saya, akhirnya sekarang saya kembali mengerjakan urusan cuci-mencuci sendiri.

Awal cerita kenapa saya tidak menggunakan ART adalah ketika saya pulang ke Ngawi saat liburan natal lalu. Karena otomatis tidak ada cucian di rumah, maka dia libur empat hari. Sekembalinya dari Ngawi, ART tersayang ternyata tidak juga ke rumah, padahal sudah dikasih tau kalau kami sudah di rumah. Ternyata oh ternyata, embak ART tersebut sakit. Dan setelah sembuh dari sakit embak ART cuma sekali saja ke rumah dan setelahnya nggak ke rumah lagi. Meski sudah disusulin juga untuk membantu ibu tapi nggak ke rumah juga. Tapi sebetulnya saya lebih menikmati mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, selain lebih 'marem' dg kualitas pekerjaan, pekerjaan rumah adalah ladang pahala buat saya.  Meskipun ada persoalan kalau saya lagi tepar, cucin dan kejaan rumah jadi menumpuk.

Open people's heart by doing a simple favour

Membuat orang lain bahagia tidak harus dengan memberikan hadiah yang megah dan mewah. Dengan memberikan senyum yang tulus pada orang lain ternyata cukup mampu membuat orang lain bahagia. Aku punya pengalaman dalam hal ini. Setidaknya minimal sekali dalam sebulan aku selalu mengunjungi kantor pos besar yogyakarta untuk mengusahakan keamanan masa depanku. Biasanya nggak lama, kurang lebih 10 menit kemudian langsung pergi. Biar sebentar, aku senang disana. Ada hal yang membuat aku bahagia ketika datang ke sana, tukang parkir di sebelah barat kantor pos yang sudah ‘sepuh’ dan ramah. Keramahan dan senyum tulusnya sering mengingatkanku pada bapak di rumah. Ada hal lain yang menarik dari Bapak itu. Biar sudah ‘sepuh’ Bapak itu punya semangat yang besar dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai tukang parkir. Diusianya yang sudah cukup tua dan ketika kekuatan fisik sudah tidak dimiliki lagi, beliau akan berusaha keras membantu pengunjung kantor pos memindahkan dan membelokkan setiap motor pengunjung kantor pos. aku salut banget. Melihat keikhlasan Bapak tukang parkir dalam menjalankan tugas tersebut akan seperti menemukan kedamaian hidup. Keikhlasannya membuat dunia ini terasa damai. His sincerity make this world in a better place… and less materialistic.
Sebelum meninggalkan area parkir barat kantor pos tersebut, beliau tidak akan pernah lupa mengucapkan pesan-pesan indah, dan do’a-do’a untuk pengunjung. Seperti layaknya orang tua yang melepas kepergian anaknya. Sederhana, tapi ucapannya mengingatkan bahwa dalam setiap perbuatan baik tersimpan tabungan buat hari nanti. Ditengah kehidupan yang materialis seringkali orang duluan bertanya,”Apa keuntungan (materi) yang bisa kudapet kalo aku melakukan ini?” dan lupa bahwa di baliknya ada ‘keuntungan’ sesuatu yang jauh lebih berharga - seandainya perbuatan tersebut disertai sesuatu bernama keikhlasan.
Semoga anda juga bisa merasakan kebahagiaan serupa dari sebuah senyum yang tulus.

#repost dari blog multiply saya yang sudah almarhum

tentang saya

Ibu dari dua anak-anak yang sehari-hari mengajar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta serta peneliti tentang isu-isu kebijakan publik serta dinamika pemerintahan daerah

Selamat Datang

Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini merupakan kumpulan tulisan pribadi pengisi waktu luang, renungan dan juga rekaman jejak tumbuh kembang anak lanang kami, Razan. Semoga bermanfaat.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

Popular Posts

Followers