Razan's Vacation

Alhamdulillah, sempet juga akhirny akhirnya nemenin razan naik kereta api lagi. Setelah berangan-angan sekian lama mengajak razan kembali menikmati perjalanan diatas kereta api. Meski rutenya sama, Madiun-Jogja,  razan tampak senang sekali. Barangkali penyebabnya adalah sekarang ini dia sudah mulai paham bahwa benda panjang, besar dan berbunyi 'tut tut tut' itu namanya kereta. Sepanjang perjalanan dia tampak berteriak-teriak sambil bilang te-ta, te-ta (kereta), sesekali manggil-manggil ayahnya yang terkantuk-kantuk. Pokoknya menyenangkan melihat senyum sumringah si bocah kecil itu. Saking senengnya si bocah kecil malah ketiduran dan bahkan ketika sudah sampai rumah pun dia belum bangun. ckkkkkk, kapan-kapan kita jalan-jalan lagi ya le..

Belajar Alam ala Razan

Pelajaran seperti apa yang Ayah dan Bunda pernah berikan kepada si kecil untuk belajar tentang alam? Kalau saya mengajarkannya melalui hujan yang belakangan ini sering banget turun. Musim hujan kali ini adalah musim hujan kedua bagi Razan. Jika musim hujan tahun lalu Razan belum bisa memahami hujan, maka berbeda dengan musim hujan kali ini. Musim hujan tahun ini Razan sudah mulai mengerti, meskipun pada awalnya sempat takut. Awalnya jika mendengar hujan turun, Razan buru-buru mendekap orang yang ada didekatnya dan menangis sekenceng-kencengnya. Namun tidak untuk saat ini. Saat ini razan sudah mulai tertarik mengamati hujan melalui balik jendela kamar dan memperhatikan titik demi titik air yang jatuh ke tanah sambil berteriak 'ae..ae..ae' (air..air..air). Razan sering tertawa geli saat tetesan-tetesan air hujan mengenai kulit mukanya. Tak jarang juga tangannya dikeluarkan melalui jendela dan digunakan untuk menampung air hujan yang berjatuhan ke tanah.

Razan akan semakin senang jika saat hujan tiba diajak keluar rumah menggunakan payung. Sungguh, kesenangan dan kebahagiaan yang tak terkira untuknya. Senyum mungil selalu terlihat dari bibir mungilnya sambil tangannya memgang erat payung yang digunakan. Ah..so sweet ya le. Suatu saat, jika kamu sudah lebih besar dari sekarang kita hujan-hujan bareng ya le, pasti menyenangkan ^^

Razan belajar menyikat gigi

Senangnya nyonya rumah bisa ngupdate blog lagi, setelah 3 bulan absen. Sebenarnya sudah berusaha banget pengen selalu ngupdate blog dan menceritakan tumbuh kembangan 'sweet child of mine' razan, sayangnya tetep aja nggak sempet. Baru sekarang deh kesampaian bercerita. Kali ini saya pengen bercerita aktifitas barunya razan saat mandi pagi, yaitu menyikat gigi. Sudah hampir sebulan ini Razan belajar menyikat gigi. Namun, meski sudah hampir satu bulan, bocah kecil itu nampak belum bisa menikmatinya. 

Sebetulnya tidak ada aturan atau standar baku terkait umur berapa anak itu dibiasakan untuk menyikat gigi. Namun, berdasarkan beberapa referensi yang pernah saya baca disebutkan bahwa anak yang sudah bisa duduk dan sudah bisa memasukkan benda yang dipegangnya ke mulut sebetulnya sudah bisa dibiasakan menyikat giginya sendiri. Untuk Razan saya mulai membiasakannya menggosok gigi karena diusianya yang memasuki 14 bulan giginya sudah mulai tumbuh banyak, 7 gigi. Selain itu juga makanan yang dimakannya saat ini sudah mulai bervariasi, mulai dari buah, sayur, daging, wafer dan bahkan kalau pas saya tinggal-tinggal Razan suka makan gorengan :). Nah, dari banyaknya varian makanan tersebut kadang membuat gigi Razan terlihat kotor dan menjadi tidak menyenangkan untuk dipandang saat dia ketawa. Karena alasan tersebut kemudian saya berinisiatif mengajarinya menggosok gigi, dan betul saja gigi Razan saat ini keliatan bersih-bersih. Meski demikian, usaha saya membiasakan Razan untuk menggosok gigi belum dapat dikatakan berhasil, karena sampai saat ini dia tampak belum dapat menikmati momen saat dia menggosok gigi. 

Pertama kali saya mengajari Razan gosok gigi, terlebih dahulu saya biarkan Razan mengamati saya menggosok gigi. Setelah itu saya beri Razan sikat gigi dengan sedikit pasta gigi dan saya gosokkan perlahan-lahan ke gigi di dalam mulutnya. Lucu sekali ekspresinya waktu itu, antara pengen dan belum terbiasa dengan aktivitas gosok gigi dan juga karena razan belum bisa diajari berkumur. Tepatnya adalah ekspresi bingung yang ada di muka Razan :D Sampai hari ini pun Razan belum bisa berkumur meski sudah dicontohkan, sehingga kalau gosok gigi Razan masih memakai air putih. Tapi tidak mengapa, namanya juga masih belajar dan masih dalam tahap pembiasaan. Lama-lama nanti juga bisa gosok gigi dengan sempurna. Iya kan Razan...so, tetap semangat :)

Catatan Perjalanan

Saya lupa kapan tepatnya terakhir kali blusukan bersama Bapak. Dulu sebelum menikah saya dan Bapak punya hobi blusukan ke beberapa tempat di sekitaran jogja saja, ujung Bantul, ujung Kulon Progo dan daerah Godean adalah wilayah favorit kami. Biasanya kami blusukan tanpa merencanakan sebelumnya. Kalau Bapak luang, biasanya bapak mendadak menawarkannya kepada kami anak-anaknya. Blusukan dengan Bapak adalah salah satu hal paling menyenangkan dalam hidup saya. Perjalanan menyusuri jalanan yang sepi, melewati pegunungan dan perbukitan, sawah, sungai, obrolan di rumah teman-teman Bapak yang kami singgahi, obrolan sepanjang perjalanan dengan bapak adalah hal lain yang juga menyenangkan. Selalu ada pelajaran baru darinya. Tentang kehidupan, pertemanan, silaturahmi, semuanya memperkaya cakrawala berpikir saya. Dan sejak menikah, nyaris saya tidak pernah melakukannya lagi. 
Sampai pada hari Kamis minggu yang lalu, saya berkesempatan blusukan kembali dengan Bapak. Betapa senangnya saya. walaupun tujuannya berbeda dengan dahulu ketika saya 'berblusukan' dengan Bapak, kali ini tujuan blusukan kami bukan 'for fun' tapi untuk mengantar Razan kontrol ke RS. Ada banyak alternatif untuk sampai ke RS. Jika dengan ayahnya Razan, kami biasanya melalui jalan kabupaten dan melewati pangukan beran sebelum nanti menembus jalan magelang. Seperti biasa, jika berperjalanan Bapak memilih jalan yang sepi, teduh dan jalannya bagus (beraspal bagus dan halus tentunya). Sampailah pada pilihan Bapak untuk menyusuri jalan menuju Seyegan-Cebongan yang sepi dan di kiri kananya semuanya masih sawah untuk menuju ke RS, super asri. Saya dan Razan begitu menikmati perjalanan bersama Bapak. Udaranya bersih dan anginnya sepoi-sepoi. Menantikan kembali 'blusukan-blusukan' berikutnya bersama Bapak aka mbah kakung.


The awesome baby boy

Pose andalan Razan
Buat saya Razan itu mengagumkan. Seperti tadi malam saat Razan mau bobok, ketika Razan ditanya, "Adik, sebelum bobok mau dibacain dongen dulu nggak",razan menjawabnya,  "Uh..uh..uh" sambil jarinya menunjuk rak buku tempat dimana buku dongengnya biasa disimpan. Dan setelah selesai dibacakan dongeng, dia minta buku dongengnya dan dia simpan kembali di rak bukunya. Terima kasih tole sudah menjadi bagian berharga dari kehidupan ayah-bunda. Semoga selalu jadi Qurrota a'yun bagi kami ya.

Setaun back to work

Hari ini genap setahun saya bekerja lagi setelah memiliki Razan. Teringat betapa berdarah-darahnya saat itu memutuskan meninggalkan razan dan kembali bekerja. Sebagai Ibu baru, memutuskan meninggalkan bayi yang masih berusia 40 hari untuk bekerja adalah hal yang sangat berat. Ditambah lagi tidak ada persiapan asip yang memadai untuk Razan. Padahal mimpi untuk memberikan asi ekslusif untuk Razan begitu kuat tertanam dalam diri saya. Bismillah, laa yukalifullahunafsan illa wus'aha, kalimat itu yang saya tanamkan kuat dalam diri saya. Ini amanah dan saya bisa. Allah bersama saya. Dan alhamdulillah Allah memberi kemudahan pada saya untuk menjalaninya. Tak terasa semuanya sudah setahun. Terima kasih untuk mbah kung dan mbah uti yang telah menemani razan, bude aflakhah, bude firoh, mbak wamdah dan mas azam yang juga telah menemai razan bermain. Dan terima kasih untuk ayah atas supportnya. I love you all :). Pelajaran pertama, bahagia bagi seorang ibu itu sangat sederhana, yaitu ketika ditinggal bekerja ada anggota keluarga yang bersedia 'ngopeni' anaknya di rumah.
Sekedar mengingat-ingat perjuangan menyiapkan asip untuk razan saat itu, setiap hari harus pumping empat sampai lima kali sehari. Dua kali di rumah dan tiga kali di kampus saat bekerja. Kesalahan saya waku itu adalah tidak mngantisipasi kemungkinan kontrak kerja yang diperpanjang, sehingga saya tidak punya stok asip.

Bosen dan capek itu pasti. Tapi komitmen untuk bisa asix adalah motivasi kuat yang membuat saya terus bersemangat. Juga adanya teman-teman seperjuangan, para pejuang asix. Kami saling menyemangati satu sama lain. Dan alhamdulilah anak-anak kami semuanya lulus asix. Pelajaran kedua, bahagia bagi seorang ibu itu sederhana, yaitu ketika bisa memberikan asix untuk anaknya :-).

Nulis Lagi

Saya sering tertawa-tawa sendirian jika membaca tulisan-tulisan pada blog pribadi saya ini. Bukan apa-apa, saya hanya merasa aneh, nggak pinter nulis tapi sok kepedean tulis-menulis. Sejujurnya saya pengen bisa nulis sesuatu yang bisa bermanfaat buat orang lain, tak perlu yang muluk-muluk dan ndakik-ndakik. Mungkin tulisan sederhana tentang keseharian saya.


Kebiasaan menulis sebetulnya sudah sering saya lakukan sejak saya masih duduk di bangku SD, hehe..minimal menulis diary gitulah. tapi menurut saya itu sudah lumayan. Tetapi sayangnya, saya kurang bisa memelihara semangat untuk menulis secara kontinyu alias angot-angoten. Kalau pengen ya nulis, kalau nggak pengen ya sudah. Kadang menyesal juga, kenapa kebiasaan menulis saya tidak saya pelihara. Barangkali kalau saya pelihara saya bisa nulis 'buku-bukuan', hehe. Pernah terbesit keinginan untuk suatu saat bisa bikin buku self publishing. Topiknya yang ringan-ringan saja, yang dekat dengan keseharian saya. Misalnya tentang parenting. 

Nah, sebelum bisa mewujudkan mimpi bikin buku, mungkin saya bisa memanfaatkan blog saya ini untuk belajar menulis :D. Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari aktifitas menulis. Salah satu yang penting bagi saya dari manfaat menulis ini adalah saya lebih mudah mengenali diri saya sendiri.  Dan jika kebetulan tulisan yang saya tulis, saya post di blog dan memberi manfaat bagi yang membaca itu adalah nilai tambah yang sebagai manfaat lain dari menulis. Amin. Mudah-mudahan begitu yaa. Aktifitas Menulis baik itu di blog atau di media lain adalah ibarat kita sedang membuat matahari-matahari kecil yang bermanfaat untuk menerangi para pembaca blog kita (harapannya bermanfaat ya ^^).

Makin banyak menulis artinya makin terang sinar matahari kecil kita, apalagi kalau tulisan kita disenangi pembaca dan bermanfaat bagi orang lain, maka matahari kitapun akan menjadi semakin besar dan terang. Amin...Untuk itu yuk menulis lagi, semangat ^^

Dongeng-Mendongeng

Sejak masih hamil Razan, suami saya sering menganjurkan saya untuk membaca buku-buku cerita atau dongeng untuk Razan. Meski masih di dalam perut, Razan sudah bisa diajak berkomunikasi, begitu kata suami saya waktu itu. Sebenarnya saya tidak biasa melakukannya, tetapi karena dorongan dari suami, akhirnya saya melakukannya. Awalnya sih agak males ya, secara dari dulu saya nggak pernah dibacain dongeng juga oleh ortu saya (hihihi, protes), tetapi ternyata setelah melakukan mendongeng itu menyenangkan lo. Bahkan bikin ketagihan untuk mendongeng dan mendongeng lagi. Saking senengnya mendongeng, kemarin pas ulang tahun suami memberi hadiah beberapa buku dongeng untuk saya. Sambil menyelam minum air sih ya sebenernya. Maksudnya, sambil kasih hadiah ulang tahun untuk ibunya, sekalian bisa bikin anaknya pinter, hihihi. Pinter ya suami saya.

Saya semakin semangat membacakan dongeng untuk Razan setelah menemukan blog ini. Ternyata banyak sekali manfaat dari aktivitas baca dongeng ini, di samping membangun kecerdasan, membaca dongeng juga bisa semakin mendekatkan ibu dan anak. Tapi ya sodara-sodara, ibunya semangat gini, Razannya kalau di dongengin malah buku dongengnya ditarik-tarik biasanya sampe sobek-sobek :D. 

But no worries, proses sobek-menyobek bagi anak-anak itu juga adalah bagian dari 'belajar'. Tinggal bagaimana kita sebagi orang tua mengarahkannya. Betul begitu ya ibu-ibu, hehehe.  Barangkali dengan sobek-menyobek itu dia belajar untuk 'tertarik' mendengarkan dan memperhatikan apa yang didongengkan untuknya. So, semangat mendongeng untuk anak-anak kita ^^.

Lagu Rindu

Menemukan lagu untukmu teman di youtube.Jadi inget jaman perjuangan dulu sama temen-temen PII Slembar. Inget acara renungan sanlat di SMP 4 Gamping, inget batra, inget sama cerita-cerita dengan semacam gula.Kangen mereka euyy....Ini nih liriknya...

 Untukmu Teman
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
***

Anak lebih beken dari Siemak

Fenomena anak lebih beken dari pada emaknya ternyata tidak hanya terjadi pada saya, namun  jamak terjadi pada orang-orang di sekitar saya juga. Tidak sengaja tadi pagi ketemu guru jaman kuliah dulu di lorong fakultas. Kebetulan hari ini guru saya tersebut sedang berulang tahun. Judulnya sih mau ngucapin ulang tahun saja ke guru tersebut. Tapi dasar Ibu-Ibu, judulnya apa, yang dilakukan apa. Judulnya mau ngucapin ulang tahun, eh kok ya yang dilakukan ngobrol ngalor-ngidul. Dalam obrolan tersebut, Ibu guru tadi mengundang saya untuk main di rumah barunya, kebetulan lokasi rumah barunya 'agak-relatif dekat' dengan rumah kami (maksudnya sama-sama arah Jogja Barat). Ibu guru menjelaskan secara detil arah menuju rumahnya. Sebagai antisipasi apabila saya tidak menemukan rumah Ibu guru, saya kemudian bertanya, "Mbak (Ibu guru muda maksudnya), jika saya tidak menemukan rumahnya, bisakah saya menyebut nama njenengan?" maksud saya, jika saya keblasuk, terus saya tanya dimana rumah Ibu A pada orang-orang sekitar, mereka mudeng atau tidak. Ibu guru itu bilang begini, "Kayaknya sih mereka tau, tapi mereka akan lebih tahu kalau yang disebut adalah anak saya yang ragil". Bhahahaha...sontak saya ketawa. Setidaknya kasus yang sama terjadi pada saya. Anak saya lebih beken dari emaknya.

Razan's first milad

Akhirnya kesampean juga bikin sukuran kecil-kecilan untuk satu tahunnya Razan. Meskipun judulnya 'kecil-kecilan', tapi acaranya rame. Banyak sodara-sodara yang datang meski tak diundang. Tapi seneng juga sih, karena masakan saya jadi berkah aka habis ludes dinikmati banyak sodara. Razan sih seneng, karena banyak yang datang dan rame. Tapi tetep aja anak kecil itu nggak ngerti ulang tahun-ulang tahunan, yang dia tahu adalah rumah rame dan dia banyak temen buat mainan. Kami sempet kuatir pas anak-anak kecil datang ke rumah Razannya malah tidur. Soalnya jam yang ditentukan adalah jam-jamnya Razan tidur. Emaknya juga lupa sih, nggak mikir samapi ke situ. Tapi ternyata enggak sodara-sodara.Razan enggak tidur, mesti setelah itu dia langsung tidur. Over all, sukurannya sukses dan emaknya puas. Nggak sia-sia dibela-belain bangun jam 2 pagi demi untuk bersibuksibuk ria di dapur.

Sukuran 1 Tahun Razan

Hari kamis nanti usia Razan Genap 1 tahun. Ayah Razan menginginkan ada sukuran kecil-kecilan di hari ulang tahun Razan tersebut, enggak usah ngundang banyak-banyak orang, cukup saudara sepupu-sepupunya saja , toh jumlahnya tidak sampai 10 orang. Begitu kata ayahnya. Emaknya sih oke-oke saja, walaupun sebenarnya agak nggak semangat mengingat di keluarga besar kami jarang ada perayaan ulang tahun dan sejenisnya serta karena juga males ribetnya. Biasa, emaknya Razanadalah tipikal emak yang nggak mau repot dan nggak suka berlama-lama di dapur. Padahal kalau mau ada ulang tahun-ulang tahunan begitu emaknya pasti harus berlama-lama di dapur, masak-masak de el el sendirian. Sementara razannya juga susah ditinggalin. Bingung kan? 
Setelah melalui pemikiran yang panjang dan ditimbang-timbang, akhirnya emaknya Razan memutuskan ada ulang tahun kecil-kecilan untuk Razan. Dan untuk simpelnya, emak memesan kue ultahnya di tempat Bulek Nurul,  sepupu emak (sepupu saya maksudnya). Sekedar informasi, meski masih berusia belasan tahun Bulik Nurul ini jago masak dan pinter bikin cake-cake ulang tahun. Untuk makanan beratnya, rencananya emak mau bikin nasi kuning saja yang praktis. dan untuk bingkisan snacknya, emak akan menyiapkan beberapa coklat dan permen. hehehe, nggak bagus banget ya buat anak-anak. tapi gpp deh. mikir praktisnya aja. Bismillah..do'ain ya sodara-sodara, semoga semuanya lancar tanpa suatu halangan apapun ya. aminn.

no no no no... num.... da da...ku ku ku ku..ayah....muaah..

no  no no no...adalah celotehan Razan ketika mau minta sesuatu. Entah itu minta jalan-jalan keluar ataupun minta nenen Bundanya. Dan ketika Razan mau minta air putih Razan akan bilang num..itu artinya Razan mau minta minum. Seneng rasanya melihata perkembangan Razan. Pelan-pelan dia bisa mengucapkan sesuatu yang dia inginkan. Sekarang Razan juga sudah bisa manggil ayah dengan suara khasnya yang cempreng. Sudah bisa bilang ku ku ku (kur kur kur) kalau ada ayam yang mendekat.  Razan juga sudah bisa mencium ayah dan bundanya. Kalau dibilang 'Razan, sini bunda dicium', dia akan ngebut ngrangkaknya dan menghampiri bundanya sampil nempelin pipi atau dahinya ke pipi bundanya. So sweet deh...kalau udah gitu jadi bikin terharu. Razan juga akan menempelkan telapak tanganmu dibibir seraya bilang mahh (muah) kalau ada orang yang menyapamu. Dan yang lucu lagi ketika beberapa hari yang lalu, siang-siang bundanya tertidur saat nemenin Razan mainan di kasur, Razan bangunin bundanya sambil bilang no no dan ngasihin jilbab sama selendang yang di pakai untuk gendong Razan, langsung deh bundanya yang sempat ketiduran ketawa ngliat tingkah si bocah kecil Razan. Razan rupanya bosan main di kamar dan ngajak main keluar. Dan rupanya Razan juga sudah paham, kalau gendong razan ke luar rumah itu Bundanya selalu memakai jilbab dulu. Tole..tole..bisa-bisanya dirimu itu nak..
Ah...tak terasa nak. Umurmu telah beranjak memasuki 1 tahun. Sudah bisa dada ketik ayah atau bunda mau berpergian. Enggan rasanya meninggalkanmu barang sedetik saja, ingin selalu menamanimu dan mendampingimu, memantau tumbuh kembangnmu setiap detik, setiap menit. Tapi sayang, ayah dan bundamu punya kewajiban lain di luar rumah nak. Maafkan ya anakku sayang. Satu hal yang harus Razan ketahui bahwa kami sangat menyayangimu, we love you my dear Razan.

Akhirnya Mudik Juga

Alhamdulillahirobbil'alamin. Akhirnya  keinginan mudik ke rumah Kakung dan Uti Ngawi  tahun ini tercapai  juga. Meski tidak pas hari H lebaran, namun kami merasa bahagia karena dapat memperkenalkan Razan dengan keluarga besar Ayahnya.  Hari Senin jam 07.30 kami berangkat dari Jogja, alhamdulillah perjalanan lancar dan tidak macet, sehingga pukul 10.00 kami sudah sampai di Rumah uyut di Walikukun Ngawi. Sukur alhamdulillah, Razan tidak rewel sepanjang perjalanan berangkat. Razan begitu menikmati perjalanannya dengan bermain-main dengan kakak sepupunya dan melihat-lihat mobil yang melintas di jalanan. Setelah lelah bermain dan dengerin musik yang disetel Pakde, Razan mulai tertidur. Razan baru terbengun ketika hampir sampai di Ngawi. Sesampainya di Ngawi, Razan langsung bermain-main dengan saudara-saudara dari keluarga ibu mertua. Saya senang melihatnya, Razan dapat bersosialisasi dengan orang-orang yang belum pernah ditemui sebelumnya. Sayangnya Razan belum mau digendong sama utinya. Setelah berkunjung ke beberapa kerabat Ibu mertua, kami beristirahat di rumah uyutnya Razan (Orang tuanya Ibu mertua). Menjelang sore hari, kami pulang ke rumah Ngawi bareng-bareng dengan kakak-kakaknya suami saya dan Bapak-Ibu mertua. Di Ngawi kami hanya menginap 1 malam, karena malam berikutnya kami sudah berangkat pulang. Meskipun singkat, kami sangat menikmatinya. Terutama Razan yang sudah mulai bisa menikmati perjalanan dan interaksi dengan saudara-saudaranya. Semoga kita diberi umur panjang ya Yah, Nak, agar lebaran kita bisa mudik lagi.

Berbicara tentang mudik, saya jadi ingat dengan masa kecil saya. Saya sering merasa iri dengan teman-teman sekolah saya yang setiap libur lebaran selalu mudik ke kampung halaman orang tuanya. Sementara saya, tetap di Rumah karena Bapak-Ibu saya berasal dari kampung tempat tinggal kami saat itu. Sehingga setiap lebaran kami tak perlu mudik untuk dapat berkumpul dengan keluarga besar, karena semua keluarga sudah tinggal di situ. Sampai-sampai saya punya cita-cita untuk mendapatkan suami yang tidak berasal dari kampung saya dan alhamdulillah cita-cita saya tercapai, karena suami saya berasal dari Jawa Timur. 

Hampir Satu Tahun


Tak terasa hampir setahun kami bersama. Sepertinya baru kemarin saja dokter memberi kami keputusan final bahwa bayi kami harus dikeluarkan melalui SC yang sama sekali tidak kami bayangkan sebelumnya. Bayangan kami dari A sampai Z kondisi Ibu dan Bayi bagus, bahkan posisinya sudah oke sehingga bayi kami bisa dilahirkan secara normal. Ternyata kondisi yang bagus bisa berubah secara cepat dan merubah banyak hal yang sudah diharapkan dan dibayangkan. Malam itu juga, 9 hari sebelum HPL, bayi kami sudah harus dilahirkan secara SC. Sedih, galau , bingung, kaget, khawatir, tidak siap dengan satu-satunya pilihan yang ada semua bercampur jadi satu.  Tapi semua harus dijalani dan tak bisa ditunda walaupun hanya sampai esok pagi. Bismillah, La haula walakuata illabillah, malam itu juga, tanggal 1 Syawal yang juga bertepatan dengan tanggal 30 Agustus 2011 Pk 22.45, Allah menganugerahi kami bingkisan lebaran yang sangat istimewa. Alhamdulillah, bayi mungil yang kemudian kami beri nama Razan Achmad Fitra Iftikar, hadir melengkapi keluarga kecil kami. Perasaan sedih yang semula sempat membuat kami mengharu biru, seketika sirna dengan kehadirannya. Kehangatan, kebahagiaan, keceriaan telah menggantikannya, bersamaan dengan kehadiran buah hati kami.
Dan tak terasa, semua itu sudah berlalu hampir setahun yang lalu. Dan tinggal menghitung hari usiamu memasuki usia satu tahun Razan sayang. Tumbuh sehat ya anakku sayang. Semoga Allah memudahkan kami membesarkanmu menjadi generasi solih yang memberi kemanfaatan terhadap sesama. Amin.

Razan getting diarrhea

Sedihnya 2 hari ini, My lil boy getting diarrhea. Awalnya pada hari minggu sore usai dikunjungi kakung dan uti dari Ngawi, Razan muntah-muntah. Penyebabnya barangkali karena ketularan Bunda yang memang lagi masuk angin. Seperti biasaya, si Ayah langsung super panik kalau mendapati Razan dalam kondisi seperti ini. Usai muntah razan memang agak rewel, nangis dan pengennya digendong terus.
Hari Seninnya, Razan terlihat seperti sudah membaik meskipun agak susah kalau dikasih maem. Hari Senin menjelang siang, mulailah razan beol agak cair. Hal itu terjadi sampai sore. Menjelang magrib Razan muntah lagi dan agak banyak. Bunda mulai agak khawatir, kok beol cairnya dilengkapi dengan muntah-muntah. Semoga hal buruk tidak terjadi padamu ya nak dan semoga kondisimu segera membaik. Satu hal yang sangat saya khawatirkan kalau Razan beol cair dan muntah begini, yaitu dehidrasi. Tidak berhenti sampai di situ saja, malamnya dari jam 21.30 sampai pagi Razan nangis terus. Barangkali perutnya terasa sakit melilit. Setelah nangis dia akan beol cair dan agak banyak. Setelah itu dia tidur lagi kemuidan nangis lagi dan beol lagi. Begitu ritmenya sampai pagi. Paniknya diriku melihat Razan tak kunjung membaik. Sempat terpikir membawa Razan ke RS saat dini hari karena Takut Razan kehabisan cairan elektrolit. Untungnya Razan mau minum banyak-banyak, baik itu asi maupun air putih.
Setelah hari agak terang segeralah Razan dibawa ke Dokter. Niatnya nanti siang mau di bawa ke RS deket rumah. tapi ternyata nggak ada dokter anak di poli pagi, adanya di poli sore. Dari pada kelamaan, sementara Razan membutuhkan penanganan segera maka diputuskanlah untuk pergi ke dokter anak terdekat. Dan untungnya waktu itu nggak ada pasien lagi sepi. Cuma kami satu-satunya pasien. Padahal biasanya super antri. Setelah diperiksa dan diobservasi dan diskusi akhirnya razan diberi beberapa obat, diantaranya Diazinc, lactobe dan hydrolite. Semoga cepet sembuh ya le Oh ya, ada banyak ilmu yang diperoleh hasil dari listen alot dari DSA razan tersebut. kapan-kapan akan dshare lagi diblog ini ya hasil listen alotnya.

Ketika Razan Kangen Ayah


Tak biasanya sepulang dari kerja Bunda menemui Razan dalam keadaan rewel seperti ini. Tak haus, tak lapar,  dan tak juga karena mengantuk. Sepulang dari bekerja tadi sebetulnya Bunda mendapati Razan sedang terlelap di kamar tidurnya, kemudian terbangun karena suara adzan magrib. Razan juga tidak sedang sakit atau tidak ada tanda dan gejala yang menunjukkan Razan sedang sakit.  Tapi tak mengapa, mungkin Razan baru ingin dimanjakan oleh bundanya. Begitu pikir Bunda menyederhankan dugaan. Setelah menemani Bunda sholat, Bunda kemudian mengambil lendang dan Bunda gendong Razan. Biar Razan lebih tenang dan tidak lagi rewel. Bunda gendong Razan sambil membacakan sholawat, mengamati cicak, kemudian keluar rumah untuk melihat bulan dan bintang. Sepertinya Razan sudah mulai terlihat tenang, tapi masih belum mau turun dan bermain. Kemudian saya teringat, beberapa kali Razan rewel karena kangen dengan ayahnya. Apa mungkin sekarang Razan sedang kangen ayahnya ya? Segera Bunda kirim SMS pada ayah untuk menelpon, barangkali razan tak lagi rewel  setelah mendengar suara ayahnya. Sekedar info, Ayah Razan bekerja di luar kota dan setiap sore atau malam hari selalu menyempatkan waktu untuk menelpon Razan, untuk sekedar bercanda dan berteriak-teriak. Karena ayahnya sedang mendapat amanah ganda di kota yang berbeda, maka kemarin sore ayah tidak menelpon dan baru telp pagi-pagi ketika Razan masih tidur. Mungkin karena itu Razan rewel. Atau bisa jadi itu juga sebagai bentuk protes karena bundanya pulang telat, hehe. Yang mana le yang menjadi penyebab dikau rewel? :D .  Tapi saudara-saudara sepertinya dugaan bahwa Razan kangen sama ayahnya itu benar. Karena setelah mendengar suara ayah dan ber ha ha hi hi, Razan langsung tidur terlelap.
Apapun penyebabnya, momen Razan Rewel selalu saya nikmati. Bagi bunda, Itu sebagai bentuk sayang Razan sama bundanya. Selain itu saya memaknai kondisi razan tersebut sebagai bagian dari perkembangan motorik Razan yang terjadi pada setiap anak.  Saya berusaha untuk tidak khawatir dengan kondisi seperti ini.

ala ala 'keluarga budi'


4 days with my love Razan sudah berlalu. Cerita ini ibu budi pun telah usai. Masih ingat dengan cerita ini ibu budi  yang sering diajarkan saat kita SD? Sedikit mereview dulu saat saya SD, dalam pelajaran bahasa Indonesia sering dibacakan; Ini Budi. Ini Ibu Budi. Ini Bapak Budi. Budi pergi ke sekolah. Bapak Budi pergi bekerja. Ibu memasak di rumah atau  Ibu bermain bersama adik di rumah. Kurang lebih begitu.  Kalimat tersebut menurut saya bukanlah kalimat sekedar kalimat. Kalimat tersebut diakui atau tidak membentuk pola pikir orang kebanyakan dan tertanam begitu kuat sehingga membentuk semacam budaya, bahwa Bapak (baca: laki-laki) itu harus keluar rumah, sementara Ibu (baca: perempuan) itu harus di rumah, entah untuk memasak atau untuk bermain di rumah. Intinya adalah beraktivitas di dalam rumah.
Well, tulisan saya ini tidak sedang membahas kontroversi peran laki-laki dan perempuan, tetapi lebih menceritakan keluarga kecil kami. Bunda, Ayah dan Razan. Sebagai keluarga kecil yang diidealkan tinggal satu atap – ibu,bapak, dan anak- , setiap hari bertemu dan berinteraksi secara fisik, mengerjakan pekerjaan rumah bersama, saling membantu dan sebagainya, maka keluarga kami tidaklah ideal. Gambaran keluaraga kecil kami adalah Ayah bekerja di luar kota. Bunda dan Razan tinggal bersama mbah kakung dan mbah putri, dan jika siang Razan ditinggal oleh bunda untuk bekerja dan di rumah bersama mbah kakung dan mbah putri. Gambaran tersebut barangkali jauh dari ideal. Dan jika dilihat dari ‘kacamata ‘ budi tadi, maka keluarga kami sangat jauh dari kacamata normal.
Untuk itu mengapa, 4 hari kemarin saat liburan dari tanggal 17 sampai dengan tanggal 20 Mei menjadi hari istimewa bagi kami. Di hari-hari tersebut, kami bisa merasakan kehidupan ‘keluarga normal’ layaknya keluarga Budi. Ayah bekerja di Jogja (sehingga setiap hari bisa bertemu) dan bunda juga libur kerja (sehingga setiap hari bisa memasak di rumah dan bermain bersama Razan).  Hal yang sangat istimewa dan menyenangkan. Bisa memandikan Razan sendiri, menyuapinya, bermain-main dengan Razan, bisa mengajari Razan dan yang lebih istimewa adalah bisa setiap saat menyusui Razan saat Razan haus. Ahh..itu istimewa sekali. Itu adalah barang mahalllll saudara-saudara. Hehe
#21052012

1000 Inspirasi satu dedikasi


Pengen dan mau jadi ibu yang baik untuk anak-anak kita? Tidak tahu pertanyaana itu penting atau tidak untuk diajukan pada ibu-ibu. Namun jika pertanyaan tsb ditanyakan pada saya, dengan penuh keyakinan saya akan menjawab tidak sekedar pengen, tetepi mauuu sekali. Itikad itu sudah saya tanamkan dalam hati saya, bahkan jauh sebelum saya punya anak, jauh sebelum saya berencana menikah.
Dan sekarang saya sudah jadi ibu. Saya niatkah seluruh hidup saya untuk saya dedikasikan sebagai ibu bagi Razan. Banyak inspirasi untuk mewujudkannya, yang paling dekat adalah ibu dan ibu mertua. Masih banyak inspirasi yang lain. Tak terhitung, puluhan ratusan, ribuan bahkan. Dari ribuan inspirasi hanya satu dedikasi sebagai IBU.

Leaflet Kurir Asi


Menerima leaflet promosi produk/jasa di traffic light adalah hal yang biasa saya dapati ketika hendak berangkat kerja. Biasanya leaflet tersebut menawarkan produk obat pelangsing atau promosi salon kecantikan baru, kafe baru, produk computer dan sejenisnya. Namun ada yang berbeda dengan leaflet promosi yang saya terima pagi ini. Leaflet tersebut menawarkan Layanan jemput antar asi. Mungkin ini bukan hal yang baru bagi sebagian orang. Karena jasa ini sudah banyak ditemui di kota-kota besar. Tapi bagi saya, ini kali pertama saya mendapati leaflet semacam ini. Bahagia rasanya saya menerima leaflet itu. Bukan karena apa-apa, kok ya akhirnya ada yang menangkap peluang bisnis yang secara khusus menawarkan layanan jemput antar asi. Mimpi untuk dapat memberikan asi ekslusif bisa diwujudkan.
Dulu saya memang pernah ditawari oleh seorang teman, ketika anak saya masih berumur 2 bulan, untuk membantu saya menjemput asi dari tempat kerja dan mengantarkan ke rumah. Tapi itu tidak spesifik layanan jemput antar asi. Nah, sekarang kok ya ada. Alhamdulillah, setidaknya ada tawaran solusi Bagi mommies yang bekerja dan berniat memberikan asi ekslusif pada bayinya.Tidak perlu galau dan tidak perlu khawatir lagi jika memang stok asi di rumah hanya sedikit. Tuh ada solusinya layanan jemput antar tadi. Tapi ya kita harus mengalokasikan sejumlah uang sebagai imbalan jasa tadi. Saya tidak tahu berapa kisaran tarif untuk jasa layanan jemput antar asi di Jogja. Kalau di Jakarta sekali antar tarifnya kurang lebih sebesar 25.000-30.000. Agak mahal memang, namun biasanya akan ada diskon jika kita berlangganan minimal berapa kali antar. Nah,untuk menghemat mungkin jasa ini bisa dimanfaatkan saat awal2 kita bekerja, saat stock asi belum banyak dipersiapkan. Nah saat nanti udah mulai stabil dengan ritme kerja dan stock sudah memadai, mungkin kita tidak lagi tergantung dengan jasa tadi alias bisa berhemat J

tentang saya

Ibu dari dua anak-anak yang sehari-hari mengajar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta serta peneliti tentang isu-isu kebijakan publik serta dinamika pemerintahan daerah

Selamat Datang

Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini merupakan kumpulan tulisan pribadi pengisi waktu luang, renungan dan juga rekaman jejak tumbuh kembang anak lanang kami, Razan. Semoga bermanfaat.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

Popular Posts

Followers