Anak lebih beken dari Siemak

Fenomena anak lebih beken dari pada emaknya ternyata tidak hanya terjadi pada saya, namun  jamak terjadi pada orang-orang di sekitar saya juga. Tidak sengaja tadi pagi ketemu guru jaman kuliah dulu di lorong fakultas. Kebetulan hari ini guru saya tersebut sedang berulang tahun. Judulnya sih mau ngucapin ulang tahun saja ke guru tersebut. Tapi dasar Ibu-Ibu, judulnya apa, yang dilakukan apa. Judulnya mau ngucapin ulang tahun, eh kok ya yang dilakukan ngobrol ngalor-ngidul. Dalam obrolan tersebut, Ibu guru tadi mengundang saya untuk main di rumah barunya, kebetulan lokasi rumah barunya 'agak-relatif dekat' dengan rumah kami (maksudnya sama-sama arah Jogja Barat). Ibu guru menjelaskan secara detil arah menuju rumahnya. Sebagai antisipasi apabila saya tidak menemukan rumah Ibu guru, saya kemudian bertanya, "Mbak (Ibu guru muda maksudnya), jika saya tidak menemukan rumahnya, bisakah saya menyebut nama njenengan?" maksud saya, jika saya keblasuk, terus saya tanya dimana rumah Ibu A pada orang-orang sekitar, mereka mudeng atau tidak. Ibu guru itu bilang begini, "Kayaknya sih mereka tau, tapi mereka akan lebih tahu kalau yang disebut adalah anak saya yang ragil". Bhahahaha...sontak saya ketawa. Setidaknya kasus yang sama terjadi pada saya. Anak saya lebih beken dari emaknya.

0 komentar:

Posting Komentar

tentang saya

Ibu dari dua anak-anak yang sehari-hari mengajar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta serta peneliti tentang isu-isu kebijakan publik serta dinamika pemerintahan daerah

Selamat Datang

Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini merupakan kumpulan tulisan pribadi pengisi waktu luang, renungan dan juga rekaman jejak tumbuh kembang anak lanang kami, Razan. Semoga bermanfaat.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

Popular Posts

Followers