Meninggalkan razan

Sudah hampir sebulan setelah berkegiatan di Papua. Untuk kedua kalinya harus meninggalkan Razan dan untuk pertama kalinya saya meninggalkan Razan dalam waktu yang agak lama. Pastinya sedih dan galau melanda saya saat itu. Awal mendapat informasi bahwa saya diminta turut serta rombongan, kebingungan berkecamuk dihari dan pikiran saya, antara keinginan berangkat dan tidak berangkat karena nggak tega ninggalin Razan. Sampai-sampai setiap orang saya mintai pendapat apakah sebaiknya berangkat atau tidak. Berkat dukungan suami dan orang tua, akhirnya saya jadi berangkat.

Kurang lebih 8 hari saya tinggalkan Razan di rumah bersama ayah, mbah uti dan mbah kakungnya. Selama 8 hari itu saya berusaha tenang dan menikmati setiap kegiatan saya agar Razan tidak rewel dirumah. Dan benar selama 8 hari itu saya sangat menikmati perjalanan dan kegiatan yang sangat mengagumkan dan mencengangkan.  Dan saya bersyukur sekali karena waktu itu saya memutuskan untuk berangkat, karena pembelajarannya sungguh sangat banyak dan berharga.

Berfoto di depan honai perempuan


Nah, hampir sebulan setelah perjalanan tersebut, sampai hari ini Razan masih parno aka takut kalau-kalau saya meninggalkannya pergi. Jika saya di dalam rumah memakai jilbab saja, bocah kecil itu sudah mbingungi untuk ikut dan minta saya gendong. Apalagi kalau sudah lihat saya pegag tas. Dijamin Razan akan teriak-teriak bilang 'ituk bundaaaa' #ikut bunda. Kalau sudah begitu saya harus menggendongnya dulu atau mengajaknya bermain dulu, baru saya bisa pergi. Tentu kepergian saya tanpa diketahui oleh razan yang sedang asyik bermain dan memilih yupi cicak.

Sebenarnya saya nggak mau pergi dengan cara 'nglimpekke' bocah. Tapi sampai saat ini saya belum menemukan cara jitu agar razan tidak nangis saat saya tinggalka untuk kerja. Mungkin karena juga masih anak-anak, sehingga razan belu paham kalau saya pergi untuk kerja nanti pulang lagi. Meskipun saya mencoba berulang kali menjelaskannya dengan bahasa Razan. Jika nanti waktunya tiba, mungkin razan nggak akan nangis lagi saat saya tinggal kerja. Tapi belum sekarang. Begitu kan Razan ? ***


We loves you, kiddos

Sabtu-Minggu barangkali adalah hari yang dinanti oleh Razan. Pada hari tersebut, Razan bisa bermain sepuasnya dengan bunda, bobok siang dikeloni bunda, maem, mandi bersama bunda dan jalan-jalan bersama bunda. I know it well, that you loves me much thole. Demikian juga dengan kami my lovely kidos, We loves you much more.

Sebagai Ibu bekerja, yang bekerja dari Senin-Jum'at, dari Jam 07.30-17.00, saya meninggalkan anak lanang di rumah bersama mbah kung dan mbah uti. Otomatis, pada waktu-waktu tersebut saya tidak dapat mendampinginya. Itu pilihan dan komitmen kami. Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Dan kami terima konsekuensi itu. Sebagai kompensasinya, kami selalu meluangkan jalan-jalan di saat hari libur. Sembari memberikan kesempatan kepada Razan mengeksplorasi dunia di luar rumahnya, kami juga berupaya menghadirkan kehangatan keluarga, kesenangan dan kegembiraan yang tidak dapat kami berikan maksimal selama kami tinggalkan bekerja. Tidak harus mahal, kadang kami sekedar menyempatkan diri mengantarkannya ke lembah UGM untuk melihat rusa, berkunjung ke rumah keluarga lain, belanja atau seperti kemarin, saya ajak Razan ke pasar tradisional, Saya beri kesempatan untuknya memilih lauk untuk makan siangnya dan dipilihnya ikan kali untuk menemani makan siangnya.

Hampir dua tahun berjalan, alhamdulillah all is well. Secara psikologis dan emosional, Razan tumbuh dengan baik meski kami (bunda dan ayah) tidak  bersamanya selama 24 jam. Diusianya yang hampir 21 bulan, Razan sering sekali memberikan kejutan kecil pada kami. Kemampuannya berbicara, ekspresi-ekspresinya, cara Razan merespon sesuatu yang ada di sekitarnya, tak jarang membuat kami merasa sangat diberkahi memiliki bocah kecil itu. Seperti pagi ini ketika Razan agak susah dibangunkan. Ohya, Razan punya kebiasaan terbangun dini hari dan sebagai dampaknya agak susah kalau dibangunkan keesokan paginya.  Nah hari ini saat Razan susah dibangunkan, bunda bilang sama Razan "Razan mau bangun nggak?". "Emoh, ayan amak (Razan Ahmad) mau bobok", jawab Razan. #nah loo!!! "Kalau Razan nggak mau bangun, Bunda berangkat kerja sekarang ya", kata saya. "Razan ituk (ikut) Bunda", Jawab Razan lagi. "Kalau mau ikut, Razan bangun dulu, maem trus mandi". Langsung deh anak itu bangun, dan duduk manis menantikan suapan sarapan dari Bunda. Setelah Sarapan selesai, mandi dan minusm susu, Razan dengan setia menemani bunda dan ayak bersiap berangkat kerja. Beneran ini kayaknya, anak kecil ini berharap diajak pergi hari ini. Dan betul saja, saat saya mengangkat ransel saya keluar kamar, Razan udah teriak-teriak, "Bunda, ayan ituk eja, ayan ituk eja (Razan ikut kerja)". Oalah tole...tolee...atas jasa baik bapak saya, setiap pagi  saya bisa berangkat kerja. Dengan sigap, bapak selalu mengalihkan perhatian setiap dia merengek saat saya akan berangkat kerja.

Meskipun dia belum paham betul apa itu bekerja, kenapa saya meninggalkannnya setiap pagi dan ketemu lagi saat sore tiba, saya selalu berusaha menjelaskan dan memberi pengertian, misalnya dengan seperti ini: "Razan, kalau ayah dan bunda pergi pagi hari itu bunda dan yah mau kerja. Razan kan pinter, anak pinter itu nggak nangis kalau ditinggal ayah dan bunda bekerja. Nanti kan sore ketemu lagi, main bareng lagi dan bobok bareng lagi ya". Iya" gitu jawab Razan. Sepenuhnya Bunda mengerti bahwa Razan belum paham betul kalimat-kalimat Bunda di atas dan ketika Razan menangis saat Bunda tinggalkan untuk bekerja, Bunda paham betul itu karena Razan sayang Bunda dan nggak mau jauh dari Bunda. Begitukan le?

Belajar lagi

Barangkali hidup memang merupakan rangkaian panjang pembelajaran. Belajar bersyukur, belajar bersabar, belajar ikhlas, belajar merelakan, belajar memahami dan memaknai, belajar untuk mempercayai, belajar memberi dan berbagi, belajar memaafkan dan belajar banyak hal lagi.

Dan hari ini aku belajar satu hal baru dalam kehidupan, belajar kehilangan. Kehilangan sesuatu yang aku rasakan berharga setelah sesuatu itu tidak ada. Tak ada lagi tempat bertanya dan tak ada lagi tempat mengadu. Tak apa. Barangkali ini saatnya sudah tiba. Tidak mengandalkan orang lain dan belajar lebih mandiri.

Tentang Menjadi 'Bakul'

Sekolah lagi dan diberi kesempatan berziarah ke makam Nabi. Barangkali dua hal itu adalah dua mimpi besar saya yang sampai saat ini masih saya genggam erat dan terus diupayakan. Namun kawan, ada mimpi lain yang ingin saya wujudkan suatu saat jika Allah mengijinkan, memberikan rezeki dengan memiliki rumah dipinggir jalan, yang disana saya bisa membuka semacam warung, yang saya kelola sendiri sembari mengurus rumah dan keluarga #amin#. Di warung tersebut saya ingin berjualan alat tulis, buku, ataupun baju-baju muslim.

Mungkin bukan kebetulan jika saya punya mimpi jadi 'bakul' di warung yang saya miliki. Hampir 30 tahun saya tumbuh di tengah keluarga yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang. Bahkan sejak SMP saya sudah dilibatkan  secara langsung dengan aktivitas berdagang oleh orang tua saya.  Saya dilatih oleh orang tua saya untuk setidaknya mencari tambahan jajan. Dan saya ketagihan menjalaninya, sampai kuliah, saya masih terus menggeluti kegiatan perbakulan tersebut. Bersama kakak saya, saya berjualan apa saja yang laku di jual. Mulai dari bubur ayam, sandal, baju muslim, jilbab sampai baju batik anak-anak hasil karya ibu dan kakak saya. Alhamdulillah baju batik anak-anak ini masih terus berlanjut sampai sekarang dan berkembang ke jenis-jenis produk batik yang lain. Namun, sejak lulus kuliah saya tak lagi intens mengelolanya karena saya fokus pada pekerjaan baru saya. Dan sejak itu sampai saat ini kakak saya yang intense mengelolanya.

Meskipun begitu, saya masih memiliki ketertarikan yang kuat untuk kembali menekuni aktivitas perbakulan. Menurut saya ada kenikmatan tersendiri dari aktivitas tersebut. Dari kegiatan tersebut saya bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan banyak orang, baik itu supplier maupun konsumen. Berdiskusi dengan mereka, bercerita ngalor-ngidul dan tak jarang akhirnya kami memiliki hubungan semacam persaudaraan. Pokoknya menyenangkan. Meski juga ada yang tidak menyenangkan dari aktivitas itu. Pendapatan yang kami peroleh sebagai bakul tidak menentu. Tergantung pada kapasitas modal dan moment, seperti moment liburan sekolah, liburan hari raya, long weekend atau pas libur sabtu-minggu. Di luar moment-moment itu pendapatannya sangat unpredictable. Tapi jadi bakul itu sungguh menyenangkan ^^.

Mundak akale, Sudo Bobote

Kalau kata orang jawa, anak kecil kalau mau bertambah pintar atau pandai dalam sesuatu hal dipastikan akan melewati sebuah fase 'rewel'. Rewel ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun kebanyakan penyebabnya adalah sakit. Bisa batuk, pilek, diare dan yang lainnya. 

Saya termasuk yang mempercayai keyakinan ini. Hampir 2 tahun usia Razan, setiap kali akan bertambah kemampuannya dalam sesuatu hal, Razan akan melewati tahapan sakit. Seperi dulu saat akan bisa merangkak, Razan mengalami diare hebat. Memang betul setelah sakit kemudian kemampuan Razan bertambah. Tapi tahukan ibu-ibu bahwa saat menghadapi situasi anak sakit seperti itu, sulit untuk ibu baru seperti saya dapat mencerna dan mempercayai kepercayaan tersebut. Kepercayaan seperti itu baru muncul dan dapat dicerna dengan logika sehat setelah anak sembuh dari sakit. Karena seringkali kekhawatiran yang berlebihan yang justru muncul saat anak sakit. 

Kemudian untuk sekedar membuat suasana tidak menegangkan karena anak sakit, saya sering menambahi ungkapan yang banyak dipercaya oleh orang tua jaman dulu itu dengan ungkapan 'anake mundak akale, mbokne ilang akale' :D.  

Dan dua malam yang lalu, fase itu kembali dilewati oleh Razan. Rewel dan tidak tahu apa penyebabnya. Semaleman nangis hebat tanpa saya tahu apa penyebabnya. Hanya  tanda-tanda hidung yang sedikit meler seperti mau flu yang dapat dilihat. Tetapi suhu tubuhnya normal, tidak panas. Saya berusaha tenang. Karena jika panikpun persoalan tidak akan selesai, justru Razan mungkin akan semakin menjadi-jadi nangisnya. Meskipun sudah malam, Saya ajak Razan keluar Rumah untuk melihat cicak dan mendengarkan suara-suara belalang dipohon teh-tehan. Sejenak diam, namun setelahnya nangis lagi. 

Lama-lama saya khawatir, jangan-jangan memang ada yang sakit dari anak ini tapi saya tidak mengetahuinya. Pikir saya. Atau dia merasa cumpleng aka pusing sebagai efek dari fase awal pileknya itu. Tanpa pakai lama, saya parutkan bawang merah dan saya campuri garam untuk dioles di ubun-ubun Razan. Harapan saya semoga bisa mengurangi rasa cumplengnya. 

Setelah saya olesi bawang merah, razan nangis dan minta dibersihkan olesan tersebut. Selesai membersihkan, Razan marah dan nggak mau ditemani. Saya diminta pergi. Keluarlah saya dari kamar. Razan gulang-gulung di atas kasur sendirian. Saya mencoba mengawasinya dari luar kamar. Lama kelamaan anak itu tertidur.

Razan Menikmati Pijatan Mbah Salim
Yes..saya bisa solat isya dan beberes. Setelah semuanya beres Razan terbangun dan nangis-nangis lagi. OMG, ini anak kenapa. Paginya saya bawa Razan ke mbah salim untu dipijat. Dan sodara-sodara, begitu sampai rumah mbah salim, Razan itu langsung mapan, posisi siap dipijat. Setelah dipijitin, mbah salim bilang kalau bagian bahu Razan memang ada yang keslireng aka keseleo. Oooo...ini rupanya penyebab Razan nangis semalaman. Dan sampai dirumah Razan sudah senyam-senyum memperlihatkan bahwa hari ini dia sudah Ok. 

Tapi sedihnya, pagi ini Razan keliatan kurusan dari biasanya :'(. Mosok le, cuma rewel semalem berat badanmu mngalami penurunan sih. Bunda jadi punya PR mengembalikan nafsu makan dan berat badanmu nih sekarang. Semoga sukses ngerjain PRnya :)

Bociilll....

Masih tentang si bocah kecil aka bocil, Razan. Dua hari libur pasti rempong dibuatnya. Anak satu ini beneran istimewa. Tidur larut dan bangun pagi-pagi, Nyaris emaknya kagak bisa pegang pekerjaan rumah. Beberapa waktu lalu, si bocil lumayan kooperatif dengan emaknya. Ritme tidur teratur dan selalu bisa disambi lembur kalau emaknya bawa kerjaan kantor ke rumah. 

Namun saat ini tak begitu lagi. Sibocil sulit untuk jauh dari emaknya. Begitu emaknya pulang dari kerja selalu yang dicari adalah emaknya, 'Bu mana, Bu mana', kalimat itu yang selalu muncul saat emaknya tidak berada didekatnya. Pun juga emaknya tidak tega meninggalkannya bermain sendirian. Dengan semakin bertingkah dan berpolahnya sibocil, emaknya sering khawatir jika meninggalkannya sendirian. Beberapa kali ada kejadian istimewa saat sibocil ditinggalkan sebentar di kamar atau di tempat nonton tipi. Satu botol minyak telon habis untuk mengusap-usap kaki dan tangannya, separuh bedak habis ditabur di karpet, si bocil dicari kemana-mana tidak ada ternyata tidur di atas meja ruang tamu, lompat-lompat di atas kursi, kuda-kudaan di sandaran kursi, serta beberapa kejadian lain yang relatif membahayakan si bocil maupun teman main si bocil, mbak wamdah. Kalau tidak ada yang 'ngulatke', sibocil kerap ditemui sedang memukul atau melempari mbak wamdah dengan mobil-mobilan, mendorongnya hingga terjatuh dan bahkan mengajak mbak wamdah bergulat. OMG Razan...!!!! Dari pada dua bocil itu kenapa-kenapa, emaknya atau siapa saja yang selo dirumah lebih memilih untk ngulatke. 

Cerita yang lain selain itu adalah bahwa sekarang ritme tidur si bocil sering tidak teratur. Kadang selepas magrib sudah tidur, kadang jam 9, jam sepuluh dan tak jarang jam 00 baru tidur. Ohhh..Razan. Bunda tepar naakk!! dan kalau tidur sampai larut, emaknya tak boleh untuk sekedar merebahkan tubuh, 'ngeluk geger'. Emaknya diminta duduk sama dengan posisi sibocil duduk dan menemani bermain, mengatur parkir mobil-mobilannya. 

Dua hari ini si bocil agak rewel, barangkali penyebabnya adalah sariawan kecil di bibirnya sehingga bocil merasakan ketidaknyamanan. Jangankan untuk menyempatkan menikmati 'me time' saat libur dua hari ini, sekedar untuk membalas sms saja susahnya minta ampun. 

Semalaman boboknya juga tidak nyenyak dan sering terjaga. Pun tidurnya sudah larut, bangunnya tetep saja pagi-pagi. Untungnya acara mencucinya sudah selesai. Bangun tidur minta maem, tetapi karena bibirnya sakit
disuapi maem malah teriak-teriak kojel-kojel. Susah sangat dua hari ini sibocil maem. Jika mau maem ya hanya beberapa suap saja. Tapi masih untunglah dari pada enggak sama sekali.

Cepet sembuh ya tole, semoga ini merupakan bagian dari prosesmu untuk bertumbuh, belajar dan berkembang, mundak akale, begitu kata orang jawa. 

Luv u Bocil :-*





Jelang 20 Bulan Razan

Jagoan kecilku saat ini telah berusia 19.5 bulan, akhir bulan nanti usianya genap 20 bulan. Tidak terasa lebaran nanti (4 bulan lagi) Razan sudah berulang tahun yang kedua. Diusianya tersebut, Razan sudah cukup bisa merangkai dua tiga kata, mengekspresikan keinginannya dan mengomentari hal-hal yang dia sukai. Setiap pagi ayah mau berangkat kerja, Razan suka bilang, "Bu, ayah antat ija, ayi wang, uat yuyu" maksudnya adalah: Ibu, ayah berangkat kerja, cari uang buat beli susu. Juga kalau Razan bosan mainan di Rumah dan ngajak main ke tempat mbah giono "Mbah, ayan nono". Maksudnya adalah, mbah razan mau main tempat mbah giono. Satu lagi yang sering membuat saya dan ayah gemes adalah saat razan dibeliin sesuatu, entah itu mainan atau baju, Razan suka bilang "bu, adus", Ibu bagus, begitu maksudnya.

Nggak sadar saya sering menitikkan air mata  ketika melihat ekspresi anak kecil yang so amazing. Kok ya kamu sekarang udah gede ya le. Udah bisa bilang macem-macem, bisa melakukan banyak hal bermain-main, bisa baca alfatihah dengan pelafalan yang gimana gitu, bisa nyanyi,   jago nendang bola, bahkan kadang bisa dimintain tolong. Beneran nggak kerasa le.


Selain hal-hal yang menakjubkan dan menyenangkan tadi, ada juga hal-hal yang TIDAK menyenangkan dan kadang bikin emaknya senewen, jari melepuh karena pegang kompor, jidat benjol dan kaki lebam karena jatuh atau muka tergores karena mainan, argghhhh, Razan....!!!!

Apapun itu saya lega, Razan memasuki bulan ke-20 dengan begitu banyak perkembangan yang membanggakan pula. Saat liat ekspresinya menirukan iklan produk susu sambil nyanyi "kalau kau anak *** unduk anan' sembari mengacungkan jarinya atau saat Razan bilang "Bu, yu", Ibu i love you. Saya  lega, dia tumbuh dengan begitu banyak ekspresi.

Sebelum  saya tahu dan paham tentang perkembangan anak dari waktu ke waktu saya sempat stress. Mendapati Razan yang ingin tahu banyak hal, orang sering berkomentar "Anakmu ngglidik ya", "Anakmu nakal ya" dan komentar-komentar lain. Saya stress betul waktu itu. Dan butuh waktu untuk saya bisa sedikit tahu tentang perkembangan Razan. Alhamdulillah pelan-pelan saya bisa sedikit demi sedikit mengarahkan Razan, mengajaknya bicara, menjelaskan sesuatu, tidak reaktif terhadap apa-apa yang dilakukan Razan. Sulit memang, tapi harus bisa demi Razan. Dan menjelaskan kepada orang-orang sekitar terhadap perkembangan Razan, termasuk 'mengcounter' komentar-komentar yang tadi saya ceritakan di atas. Bukan untuk memberikan pembelaan terhadap anak saya, tetapi ini penting bagi mereka untuk tahu tentang bagaimana memperlakukan anak kecil dengan baik dan memperlakukan anak kecil dengan hasrat ingin tahunya yang membuncah. Tidak saja perlakuan pada anak saya, tetapi juga kepada anak-anak orang lain yang mereka justifikasi sebagai anak nakal, nggelidik dan sebagainya.

Saya sangat berharap tidak ada lagi anak-anak kecil yang diperlakukan tidak semestinya karena mereka tidak memahami tahapan tumbuh kembang anak. Saya juga masih belajar banyak. Dan semakin semangat untuk belajar lebih banyak lagi.


Ngedapur Lagi

Belakangan ini saya merasa seperti penganten baru, baru saja menikah dan baru saja punya suami, punya keluarga baru dan suka masak-masak untuk keluarga barunya, ngedapur untuk keluarga tercinta. Sudah hampir dua bulan ini ayah aka suami saya pindah kerja di Jogja dan saya punya kegiatan baru, ngedapur untuk nyiapin buka-sahur ayah, dan nyiapin sarapan serta bekal makan siang ayah saat tidak puasa.

Dulu, pas ayah masih kerja di luar kota dan bercerita tentang menu-menu makan yang disantapnya saya sering merasa prihatin, makan sahur dan buka dengan menu 'sak kecekele' dan pula jam makan siang dan sarapan yang sering kali dirapel karena cari praktisnya. Dan betul saja, kebiasaan buruk tersebut berbuah pahit karena kemudian ayah terkena sakit lambung, bahkan harus cuti seminggu untuk benar-benar memulihkannya.

Pada saat-saat seperti itu saya sering bilang, coba saya boleh ikut ayah ke situ atau coba ayah kerja disini, pasti ayah nggak 'kapiran', ada yang ngopeni makan siang, sarapan, buka dan sahur. Dan sejak ayah kerja di Jogja, saya ditagih untuk selalu menyiapkan buka-sahur, sarapan dan bekal untuk kerja. Kegiatan baru yang cukup membuat saya 'nubruk-nubruk' di pagi hari dan juga membuat saya merasa puas karena bisa menyediakan makanan sehat untuk ayah dan si kecil Razan dan juga bis amengupayakan pola hidup sehat untuk ayah.

Selain karena request dari suami, aktivitas ngedapur juga karena tuntutan dari si kecil Razan. Sejak masih MPASI, Razan itu tidak begitu suka dengan masakan warung. Jadilah ibunya harus turun tangan sendiri untuk menyediakan maeman untuk Razan. Dan sebenarnya itu tidak terlalu repot, karena Razan itu doyan makan apa saja asal makana rumahan. Menu Sop Brokoli sampai telur goreng pun oke buat Razan asal itu bukan makanan warung.

Dan ternyata aktivitas ngedapur itu menyenangkan lo, bisa jadi tempat untuk beraktualisasi, mengeksplorasi kemampuan memasak dan mencoba menu-menu baru. Sayang, sekarang ini ngedapurnya masih di dapur mbah uti. Semoga ya segera punya dapur sendiri untuk bisa mengeksplor lebih banyak kemampuan ngedapurnya. amin :)

The "WOWs" in early 2013

Halo semuwwanyaaahhh :)
Senangnya bisa kembai menengok my family journal ini. Lama sekali rasanya tak mengunjunginya. Banyak cerita dan pengalaman terlewatkan begitu saja tanpa sempat terekam. Banyak tantangan yang juga tak sempat tertulis dalam jurnal ini. Banyak hal WOW yang juga tak sempat 'mangkal' di halaman jurnal ini. Namun, setidaknya saya ingin berbagi beberapa cerita dan pengalaman di awal 2013 yang sangat berkesan bagi kehidupan saya saat ini:

Cerita pertama adalah soal khatamnya Razan dari treatmen 'Flek'. Lega rasanya setelah enam bulan bocah kecil itu didiagnosa terkena Flek dan harus ngobat setiap pagi bangun tidur, dan bulan lalu setelah rongsen dikasih tau oleh DSAnya kalau hasilnya bagus, dan treatmen obatnya dinyatakan telah selesai.

Cerita kedua adalah tentang kepindahan Ayah ke Jogja. Bahagia sekali saya dan razan akhirnya dapat tinggal serumah, setelah hampir 1,5 tahun usia razan dan 2 tahun 3 bulan usia pernikahan kami hidup berjauhan, akhirnya kami dapat hidup bersama. Sungguh anugrah yang luar biasa tak terkira. #Alhamdulillah#. Meskipun banyak hal harus kami awali dari nol dan harus beradaptasi layaknya pengantin baru, namun itu menyenangkan.

Cerita ketiga seputar keikutsertaan dalam konferensi ASC 2013. Hal yang tak terduga sebelumnya. Hasil iseng-iseng belajar nulis akademik writing lolos dalam konferensi ASEAN. Beneran ini iseng-iseng berhadiah.




Pengalaman baru, wawasan baru dan tantangan baru saya temukan dalam proses ini. Sungguh menyenangkan. Apalagi berkesempatan presentasi bareng dengan presenter dari negara lain, beneran menyenangkan dan nagih. Semoga besok-besok ada kesempatan lagi untuk ikut serta dalam kegiatan serupa. amin.


Nazar oh Nazar

Hari ini saya membaca kisah  Mahasiswa MKP Fisipol UGM 2008 yang merealisasikan nazarnya untuk berjalan kaki jogja-gunung kidul paska ujian kelulusan S1 (pendadaran skripsi) nya. Kisah selengkapnya bisa dilihat di link ini.


Sekilas emang nampak konyol. Tapi saya sangat mengapresiasi atas kepeduliannya terhadap anak yatim. Dan saya bertambah apresiatif lagi setelah buka-buka FBnya dan membaca latar belakang kenapa dia sampai punya nazar yang sebegitu konyolnya. Berikut latar belakang yang dituliskan diakun FBnya:




Assalamu’alaikum wr.wb.,


Teman2, menindak lanjuti nadzar saya yaitu jika lulus dari jurusan Administrasi Negara UGM maka saya akan jalan kaki dari jogja-wonosari dengan mengumpulklan bantuan untuk anak yatim piatu di panti asuhan di Gunungkidul dan membersihkan musola maupun masjid disepanjang jalan yang akan saya lalui khususnya di sebelah kanan jalan. Alhamdulilah atas berkat rahmat Allah SWT saya sudah lulus maka saya akan menjalankan nadzar saya tersebut pada hari Minggu, tanggal 3 Maret 2013 besok.
Dasar pemikirannya adalah menyantuni anak yatim piatu merupakan kewajiban kaum muslimin dan orang yang mengabaikannya dianggap sebagai pendusta agama dan diancam dengan azab neraka. Sekarang ini pendidikan sangat diperlukan, namun bagi mereka siapa yang memperdulikannya, siapa yang membantunya, siapa yang perhatian tehadapnya, sudah semestinya meraka mendapatkan pendidikan agar kelak mereka bisa menjadi bagian dari orang-orang yang dibutukan masyarakat.
Kapan kita akan peduli dengan mereka, apakah mereka bukan tanggungjawab kita? Wahai saudaraku, teman-temanku mereka adalah saudara kita. Mereka adalah bagian dari hidup kita, dan mereka adalah tanggung jawab kita bersama. Dalam kegiatan ini saya mengajak kepada saudara, teman-teman untuk turut berpartisipasi dalam meringankan beban mereka, terlebih membantu mereka dengan sedikit harta yang kita miliki agar mereka bisa mendapatkan pendidikan dengan lebih baik dari yang sudah ada. Sudah semestinya mereka mendapatkan suatu penghargaan dan perhatian selayaknya anak-anak lain.
Bantuan dapat berupa uang tunai yang bisa ditransfer ke Bank Mandiri Syariah dengan Nomor Rekening 7005113451 a.n Tedy Goenarto, atau bagi saudara dan teman-teman yang tidak merasa keberatan bisa langsung menyerahkan kepada saya di sepanjang jalan jogja-wonosari sebelumnya bisa sms saya di nomor 08562784400. Saya berangkat dari jogja jam 03;00 minggu pagi tanggal 3 maret 2013. Selain itu bantuan juga bisa berupa sandang yang layak pakai serta perlengkapan sekolah : buku tulis, pensil, penggaris, penghapus, seragam. Tas, sepatu dll bisa langsung disampaikan pada pelaksanaan kegiatan ini yaitu pada hari minggu 3 maret 2013.
Dalam Nadzar ini saya tidak ada paksaan dan tidak merasa terbebani. Ada yang bilang kalo nadzar hendaknya tidak meyusahkan diri sendiri, disini saya tidak merasa terbebani, saya hanya ingin mengajak teman-teman semua untuk berbagi,sekedar info perjalan yang akan saya tempuh adalah 40-50km.
Demikianlah, kegiatan yang akan saya laksanakan, semoga berkat bantuan para dermawan, temen-temen semua kegiatan memberi santuan kepada teman-teman, adik-adik kita yatim piatu dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita semua serta bisa memberi manfaat sebesar-besarnya kepada ummat dengan segala rahmat, dan petunjuk dari Allah SWT. Aminn.
Atas segala perhatian dan bantuan Bapak/ Ibu/ Sdr/ Sdri/ Teman-teman semua saya mengucap jazaakumullaahu ahsanal jazaa’, semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat serta kemudahan riski di dalam mengarungi bahtera kehidupan di alam dunia ini.

Family Holiday

Senangnya akhir pekan kemarin berkesempatan memberikan pengalaman baru kepada Razan berperjalanan menggunakan Bus. Tujuan dari perjalanan kemarin adalah Pandawa Water World, Solo Baru. Razan seneng bukan main, karena sebelumnya Razan memang belum pernah naik Bus. Sepanjang jalan Razan lonjak-lonjak, joget-joget dan nunjuk-nunjuk mobil, truk dan kendaraan yang berlalulalang di jalan. Mantap gitu ya le perjalanannya. Lebih mantap lagi karena perjalanan tersebut gratisan. Terima kasih bosnya ayah, sering-sering ultah ya, biar sering-sering diajak jalan-jalan gratisan :D (maunya yaa!!).






Razan @Pandawa


Selain karena Razan yang memang lasak, situasi di tempat rekreasi memang menarik anak kecil untuk bermain-main.So, semakin  menjad-jadiilah Razan. Ngajak bermain air diberbagai arena, tak hanya yang diperuntukkan untuk anak-anak, tetapi juga arena bermain yang untuk orang dewasa. Tak apalah, yang penting Razan seneng. 

Sembari menanti ayah mengiuti acara game demi game, Razan bermain berdua bersama bunda. mulai dari arena paling selatan sampai paling utara. Saya khawatir Razan kedinginan karena kelamaan main air. Tetapi ternyata dugaan saya salah. Razan tidak mau diajak berhenti main air. Razan paling suka bermain di arena pantai, karena ada ombak dan air mancurnya. 

Setelah hampir dua jam bermain, Razan saya ajak naik dan mandi. Sebenarnya dia masih ingin main air lagi, tapi kalau diturutin anak satu itu nggak ada habisnya bernain air. Sampai kelaparan kayaknya, pas saya ajak ke kamar mandi, Razan teriak-teriak 'inta-inta maem'. Minta-minta mem begitu katanya. Aduh tole, tunggu pakai baju nanti baru setelah itu makan ya tole. Dan betul saja, nasi ayam satu piring nyaris ludes oleh Razan.  Alamat abis ini Razan bakal tidur pulass. Dan betul sodara-sodara, tidak pakai lama setelah masuk kembali Razan langsung tertidur pulass.***


todays quotation


 “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” (Pram)

Razan Hari ini

Razan bagi saya adalah tentang ilmu, pembelajaran, kesabaran dan keajaiban. Setiap hari anak kecil itu membuat saya dituntut untuk belajar tentang banyak hal, dituntut untuk terus mencari ilmu tentang banyak hal agar saya dapat menjadi ibu yang baik untuknya, dituntut untuk banyak bersabar mendampinginya bertumbuh dan berkembang dan sekaligus menikmati keajaiban bersamanya.

Seperti keajaiban hari ini, baru tidur jam 01.00 karena sebelumnya sudah tidur dan terbangun tanpa menegeluarkan suara apapun, langsung jalan-jalan dan mondar-mandir di kamar sehingga ibunya yang sudah terlelap tak menyadari bahwa si kecil terjaga dan baru sadar setelah jam 22.30. Saat ditanya 'Razan bagunnya sudah lama?' dan dijawab sekenanya oleh razan 'iya'. 

Setelah ibunya terbangun Razan pun menggandeng tangan ibunya untuk diajak main keluar kamar. Hedehh, dan saya pun merayu Razan untuk tetap main di dalam kamar, 'tole, ini kan sudah malam kita bobok ya, mainnya besok lagi'. Jurus pertama tidak berhasil, razan tetap merajuk untuk mengajak bermain di luar. Saat pintu kamar saya buka, brrrrrr.... udara dingin setengah mati. Pengen rasanya kembali ke kamar dan menarik kembali selimut saya. Tapi apa boleh buat, Si kecil tetap merengek untuk ditemani main di luar. Pun semua mainan sudah saya angkut ke dalam kamar. Razan tetap bersikeras menolak. Tak ada pilihan lagi. Razan bermain di luar dan saya menghidupkan TV. Lumayan ada film nagabonar jadi 2, ada dedy mizwar di sana. Jadi mikir, sekarang lagi masa kampanye pilgub jabar bukan sih? Bukannya kalau lagi masa kampanye, nggak boleh ada film yang diperankan cagub/cawagub ditayangkan di tv? nah ini kok.....mana ada iklan berjalan bahwa pada hari ini tanggal ini pukul ini akan diputarkan juga film kiamat sudah dekat yang salah satu pemerannya dedy mizwar juga. pusing. Sudah lah kembali ke Razan saja, setelah bosan main Razan ikutan nonton nagabonar jadi 2. 

Saya bujuk lagi Razan untuk mau masuk kamar dan mau. Horeee...ibunya senang karena nggak harus kedinginan lagi. Sesampainya di kamar ada tontonan seru, belalang yang dikejar-kejar sama cicak. razan senang. Tapi belalangnya terbang karena dikejar-kejar cicak dan tontonan pun selesai. razan ngajak keluar kamar lagi karena sepertnya belalangnya lari keluar. 

'Di kamar saja ya dek, kita mainan di kamar' bujuk saya. Saya ambilkan headset dan razan mendengarkan lagu. Lama-lama HP dan headset dibuang dan kembali mengajak keluar kamar. Dan tiba-tiba ada bunyi sssststststst..sayap belalang yang sepertinya kejepit. Razan takut mendengarnya dan menelungkupkan mukanya di badan saya. Daaaaannnnn...dia minta dikelonin dan bobok. Alhamdulillah. Akhirnya saya bisa tidur lagi. Horeeee. 


Spirit: The Stallion Of Cimmaron

Spirit: The Stallion Of Cimmaron, film lama, dirilis tahun 2002 dan saya baru menontonnya sekitar tahun 2003 bersama  Mas Thoriq. Film yang bagi saya inspirasinya tidak pernah habis ini telah menginspirasi saya dalam banyak hal, persahabatan, semangat pantang menyerah, dan tentang cinta. Banyak orang memuji film ini. Beberapa orang bahkan telah membuat reviewnya, tidak hanya dari sisi ceritanya, namun juga dari teknologi pembuatan filmnya. Animasinya keren. Beberapa review tersebut dapat dilihat di sinidi sinidi sini dan di sini.

Saking sukanya saya pada film ini, saya sering memaksa ponakan dan sodara-sodara saya untuk nonton film ini. Ohya, sudah ceritanya bagus, animasinya oke, soundtracknya juga top. Kolaborasi yang memang oke, top markotop dan sip markusip. Sampai sekarang kalau saya merasa membutuhkan inspirasi, saya masih sering menontonnya.





Bagi anda yang penasaran, anda bisa melihatnya di sini.

Quote of the day



Jangan takut akan perubahan. Kita mungkin kehilangan sesuatu yang baik, namun kita akan peroleh sesuatu yang lebih baik lagi.

For my beloved IBU



Bunda,
Saat kami bayi, engkau orang terakhir tidur setelah dunia lelap,
bahkan boleh jadi tidak tidur, agar kami bisa nyenyak.
Dan engkau pula yang pertama kami lihat saat terjaga.

Bunda,
Saat kami kanak-kanak, engkau orang terakhir yang putus rasa sabarnya,
bahkan boleh jadi tidak pernah, walau orang2 lain telah jengkel setengah mati
Dan engkau pula yang pertama membesarkan hati.

Bunda,
Saat kami gagal, engkau orang terakhir yang berputus asa,
bahkan boleh jadi tidak pernah, meski seluruh dunia sudah berhenti berharap
Dan engkau pula yang pertama menghibur.

Bunda,
Saat kami sakit, engkau orang terakhir yang bertahan menemani,
bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah kembali sibuk
Dan engkau pula yang pertama berbisik kabar kesembuhan.

Bunda,
Saat kami ragu2, engkau orang terakhir yang hilang keyakinan,
bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah menyerah
Dan engkau pula yang pertama berbisik tentang janji-janji.

Walaupun,
Saat kami besar, boleh jadi engkau orang terakhir yang kami hubungi,
bahkan boleh jadi tidak pernah, karena alasan sibuk atau apalah

Walaupun,
Saat kami bahagia, boleh jadi engkau orang terakhir yang tahu,
bahkan boleh jadi benar2 amat terlambat, karena alasan tidak sempat atau apalah

Bunda,
Di antara bisik doa-doa-mu, sungguh terselip beribu nama kami
Dan boleh jadi itulah yang membawa kami hingga seperti hari ini
Engkau orang terakhir yang akan berhenti mendoakan kami,
bahkan boleh jadi tidak pernah berhenti, hingga akhir hayat.
Dan sungguh, Engkau pula orang pertama yang mengucapkan kata Amin bagi kami.



I Love You Ibu...

Source: darwis tere liye

Quotation of the day


'Home is where the heart is'

Ironi pagi hari

Alhamdulillahirobbil'alamin atas kepercayaan, kesempatan dan kekuatan yang diberikan oleh Allah kepada kami untuk memiliki dan mengasuh anak kami. Pagi ini saya merasa sedih membaca status dari salah seorang kawan di FB tentang orang tua yang penampillannya tidak menunjukkan keluarga yang 'underprivileged' menitipkan ankknya yang berusia kurang dari 1 tahun di panti asuhan. Sedih, trenyuh bercampur jadi satu. 

Menyadari hal tersebut, saya jadi berpikir betapa apa yang saya miliki saat ini adalah sebuah kemewahan, membesarkan anak sendiri sembari bekerja. Kalau sudah begini saya selalu ingat jasa baik Bapak dan Ibu saya yang bersedia saya repoti untuk saya titipi Razan saat siang hari. 

Kembali ke cerita batita yang dititip di panti, saya pernah dapat cerita kawan pemilik FB tersebut, bahwa setahun terakhir ini panti yang dikelola oleh ayahnya sudah beberapa kali mendapat titipan bayi. Meskipun bikin trenyuh, tetapi cerita saya di awal tulisan ini kasusnya adalah lebih baik jika dibandingkan  dengan kasus-kasus terdahulu. Meskipun intinya sama saja, tak sanggup merawat dan membesarkan anak dan menitipkannya ke panti. Untuk kasus yang ini, batita tersebut diantar oleh 4 orang dewasa ke panti dan menitipkannya di panti. Nah, untuk kasus-kasus yang sebelumnya, orang tuanya meninggalkan begitu saja di depan pintu panti. Seperti cerita dalam sinetron saja, batin saya. Atau barangkali memang orang tua tersebut terinspirasi dari cerita-cerita di sinetron. 

Dalam kehidupan saat ini sisi-sisi manusiawi seringkali dimatikan oleh alasan ekonomi. Dengan alasan akan ditinggal bekerja, orang tua merelakan anaknya dititipan dan diasuh oleh anak-anak panti asuhan yang usianya masih sangat muda, kebanyakan dari mereka mungkin masih SD dan sebagian yang lain SMP. Meskipun begitu, semoga kasih sayang kakak-kakak di panti dapat mengahangatkanmu ya nak.

Imekko



Have you ever heard about Imekko? Imekko refers to five districts in South Sorong regency (West Papua Province) that consists of Inanwatan, Kais, Matemani, Kokoda and East Kokoda. Imekko is located in south part of South Sorong regency. Total area of Imekkko is about is 3588.803 miles or about three-quarters of the South Sorong Regency. The five districts were once merely Inanwatan district (while still being a part of Sorong), but in its development, the district was divided into five districts as South Sorong regency formed. Imekko has an abundant natural resources, some of them are the vast-stretches forest, mines in the form of oil and gas, rivers and oceans -- in which it holds the potential of fisheries and marine catches.

Settlement in the riverside of Inanwatan
Besides imekko is rich in natural resources, imekko is also rich in customs and culture. There are six tribes which are inhabit in Imekko are, namely Bira, Yameta, Iwaro, Kaiso, Awe dan Emeyode. Each tribe has a clan (kereth). Bira has five clans, namely Dedaida, Taroy, Fatari, Tauwe and Paroy. Yameta has 12 clans, namely Aifufu, Maituman, Kena, Dahar, Ergor, Kefire, Budji, Biambiam, Nigare, Subay, Ginuni, and Namename. Kaiso has five clans, namely Tigori, Keba, Gerewas, Saimar, Regoy. Iwaro has 5 clans, namely Manas, Keime, Sadai, Berione, and Kadai. Awe has 4 clans, namely Aume, More, Kabire dan Oraite. The last but not least, Emeyode tribe has 8 clans, namely Gogoba, Jare, Wugaje, Tabakore, Turage, Agia, Bodori, Nagora. Each clan has it’s own language. You can imagine how rich is Imekko from the customs and culture.

As an area with an abundance of wealth, in case of natural resources and culture, Immeko is now surrounded by many problems. As a part of South Sorong, Imekko  is isolated from the central government and development. This problem then triggered a barrage of other problms that affect each other and create conditions of underdevelopment and inequality.

The isolation in Imekko is actually caused by the physical conditions that is difficult to reach and unavailability of adequate transportation facilities. An Imekko area is dominated by coastel areas, huge streams, marshes, and forest. This physical conditions requires the availability of adequate facilities and transportation infrastructure. So that, the existence of the docks, qualified boats for the ferocious sea conditions and the clear schedule of the boats become an urgent need to be realized.  The existence of the facilities will have a major impact on equitable development. Marine catches, sago, as well as agricultural crops and forest products from the society can be marketed because of the availability of the facilities and transportation infrastructure. In addition to the economic development, the opening of physical isolation will also have an impact on the availability and accessibility of public service to the society.

As your information, I’ve never come to Imekko. I got this story through friends who've been go there and in several times I met people from Immeko who visit to Yogyakarta. 

#Edisi belajar nulis bahasa inggris

Kado terindah

Main dengan razan pagi-pagi diwarnai dengan acara jadukan. Bibir bunda berdarah dan jidat razan memerah. Masih tetep ketawa-ketawa, enggak nangis dan masih dilanjutkan dengan acara panjat-memanjat tumpukan bantal. Kali ini Razan ngglundung diantara tumpukan bantal, kasur dan lemari. 

Awalnya diam dan nggak nangis, lama-kelamaan nangis juga. Alamat ada yang sakit, pikir saya. Sambil Razan nenen, saya coba mencari-cari kalau ada bagian tubuh razan yang sakit. Sepertinya tidak ada. Dan razan main lagi. Menata-nata buku di rak, mengeluarkannya dari rak dan menggantinya dengan tempat minum Razan serta mainan-mainan lainnya. Khusyuk dan asik. 

Meskipun begitu, Razan tetap saja tau kalau mau ditinggal pergi dan akhirnya nangis. Ah toleku...meskipun ritual ini terjadi setiap hari dalam kehidupan kita, tetap saja kau tidak rela bunda tinggalkan. Dan semuanya berakhir dengan gendongan mbah kakung. Digendong di belakang, di atas tulang mbah kakung yang semakin hari kian renta. Tapi semuanya terasa damai. Razan tersenyum. Dan saya bisa dengan ikhlas meninggalkan razan. 

Senyum sumber semangat
Maafkan kami ya tole, karena Allah masih menghendaki untuk kita terus berjuang. Jika memang hidup harus berjuang, maka makna berjuang adalah hal terindah yang dapat kami berikan untukmu. Love you more Razan boy :-*

Bermain Bola dan Manfaatnya Untuk Batita

KOMPAS.com - Tahukah Anda bermain bola bersama si kecil dapat menjadi ajang stimulasi untuk koordinasi tangan dan matanya? Psikolog, Nella Safitri Cholid memaparkan sejumlah manfaat dan kiat bermain bola untuk anak usia 1-3.

Bermain bola dengan menggelindingkan, melempar dan menangkap bola bersama batita juga ada syarat dan ketentuannya. Berikut di antaranya:
* Sediakan bola, bila memungkinkan dalam berbagai ukuran, dari kecil (seukuran bola tenis) hingga agak besar (setidakya ukuran 15-20 cm).
* Pilih bola yang ringan karena otot tangan si kecil belum kuat mengangkat bola yang relatif berat.
* Bola dengan bahan empuk seperti plastik atau kain dengan tekstur agar kasar bisa merangsang indra peraba (telapak tangan) sang bua hati.
* Pastikan area bermain aman dengan permukaan rata.

Cara bermain:
* Minta si kecil duduk berhadapan dengan kita setidaknya dengan jarak 1,5 meter.
* Beri contoh bagaimana cara menggelindingkan bola. Peragakan secara perlahan ke arahnya.
* Minta ia menangkap bola tersebut, lalu biarkan si batita menggelindingkan kembali bola tersebut kepada kita.
* Acungkan jempol atau bertepuk tanganlah untuk menunjukkan rasa bangga atas apa yang dilakukan si kecil. Pujian seperti itu akan membuatnya bersemangat untuk mengulang permainan ini.
* Kalaupun ia belum berhasil mengarahkan bola dengan baik, tetaplah memberinya semangat. Untuk anak-anak batita, menggelindingkan, melempar, ataupun menangkap bola bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Mereka masih perlu latihan berulang-ulang untuk menguasainya.
* Bila anak sudah tampak menguasainya permainan ini dengan posisi duduk, cobalah kali ini bermain sambil berdiri. Atur jarak sedemikian rupa sehingga ia mudah melempar dan menangkap bola tersebut.

Manfaat :

* Gerakan saat si kecil memegang bola dan menstimulasi kemampuan menggenggam melatih fungsi-fungsi jemarinya, dan juga koordinasi kedua tangan.
* Mengoptimalkan kekuatan otot lengan ketika ia menangkap dan melempar bola.
* Mengasah kemampuan kordinasi mata dan tangan.
* Melatih konsentrasi, ketika ia berusaha menangkap bola dengan tangannya serta mengarahkan bola pada sasaran yang tepat.


(Sumber: http://female.kompas.com/read/2013/01/30/09483620/Bermain.Bola.dan.Manfaatnya.untuk.Batita?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktswp)

Keep on stride

“Perjalanan seribu langkah dimulai dengan perjalanan satu langkah” 

Langkah Pertama Razan-12082012




Barangkali sudah terlambat  ya kalau mau ngomongin resolusi. Tahun 2013 sudah berjalan. Bahkan januari sudah hampir habis, tinggal menghitung hari. Meskipun begitu, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, better to late than nothing at all (Pembelaan diri :D). 

Berbicara tentang 2013 adalah berbicara tentang percikan keberanian, keyakinan sekaligus harapan. Keberanian untuk menghadapi hari esok dan keyakinan sekaligus harapan bahwa kerja keras, do'a, ikhtiar dan tawakal akan selalu berbuah manis. Keberanian untuk menghadapi hari esok dan melangkah untuk tujuan terbaik adalah satu semangat yang harus terus dikobarkan agar hal-hal yang baik selalu berada bersama kita. 

So, do not be afraid and keep on stride. The journey of thousand steps is begins from a single step journey.

Susu UHT vs Susu Formula








Imel ini aku dapat berdasarkan pertanyaan yg kukirim ke redaksi susu ultra. Bagus buat menambah wawasan para orang tua. so selamat membaca ya.... mudah2an bermanfaat.
---- Original Message -----
From: "hany kurniasari" <hanny_sari@yahoo. com>
To: "ultra" <seputarsusu@ ultrajaya. co.id>
Sent: Friday, January 19, 2007 4:04 PM
Subject: Antara susu UHT dgn susu Formula
dear redaksi,
terima kasih sudah menjawab surat saya yg pertama dhl tentang susu dan Obat.
Skrg sy ingin menanyakan manfaat antara susu UHT dgn susu formula. Spt yg
diketahui susu Formula bayi sampai usia 5 thn sgt byk beredar baik merek
maupun kandungan gizinya. Yg ingin sy tanyakan:
1. Mana lebih baik kandungan gizi susu UHT dgn susu Formula?
2. sy perhatikan di luar negri sana tdk banyak ibu yg menggunakan susu
formula sbg pengganti ASI, melainkan menggunakan susu UHT. Bgmn cara
pemberian susu UHT kepada bayi diatas 1 thn utk beralih dari ASI?
3. Setelah ASI eksklusif 6 bln, susu apa yg baik diberikan kpd bayi sbg
tambahan?
Terima Kasih atas jwbnnya.
Jawaban Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS:
Terima kasih atas pertanyaan Ibu Hany,
Secara alami susu segar telah mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan
komposisi yang baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sesuai dengan namanya,
susu formula adalah susu yang diformulasi dengan bahan-bahan lain, agar
memiliki komposisi seperti yang diinginkan. Itulah sebabnya, mengapa saat
ini di pasaran ditemui begitu banyak macam susu formula, masing-masing
dengan klaim dan iming-iming tertentu.
Bayi hingga usia 4-6 bulan sebaiknya memang mendapatkan ASI eksklusif Di
atas usia tersebut sudah saatnya untuk mendapatkan makanan pendamping ASI
(MP-ASI). Untuk sementara MP-ASI yang dipilihkan dapat berupa susu formula
khusus untuk bayi di atas 6 bulan. Bila nanti sudah berusia 9 bulan, bayi
ibu sudah bisa dilatih dengan susu UHT, tetapi harus diencerkan terlebih
dahulu dengan air. Apabila sudah berusia 12 bulan, susu UHT dapat diberikan
seutuhnya anak. Jumlah yang diberikan berkisar antara 2 - 3 gelas sehari (1
gelas = 250 ml)., sesuai kemampuan anak.
Susu UHT direkomendasikan untuk diberikan kepada anak usia di atas 12 bulan.
Dengan demikian putra Ibu sudah memenuhi kriteria tersebut. Budaya minum
susu UHT harus dipertahankan hingga usia balita, remaja, dewasa bahkan
lanjut usia. Karena melalui minum susu secara rutin, fisik anak akan tumbuh
secara optimum dan kuat, serta kesehatannya akan selalu terjaga prima
sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit.
Sejak dini harus diusahakan agar anak memiliki status gizi yang baik, yaitu
tidak kurang dan juga tidak lebih. Oleh karena itu, anak-anak harus
diusahakan memiliki status gizi yang baik melalui pola makan yang benar,
yaitu dengan menerapkan konsep menu seimbang. Menu seimbang artinya makanan
yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, sesuai
dengan kebutuhan anak. Cara paling sederhana untuk memonitor status gizi
anak adalah dengan cara mengukur tinggi badan atau berat badan, serta
mencocokkannya dengan Tabel tinggi badan menurut umur atau Tabel berat badan
menurut umur. Tabel tersebut bisa dilihat di buku-buku tentang gizi atau
panduan rumah sakit.
Susu UHT (Ultra High Temperature) merupakan susu yang diolah dengan suhu
pemanasan sangat tinggi (135-145ºC) dalam waktu yang sangat singkat (2-5
detik). Pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi bertujuan untuk membunuh
seluruh mikroorganisme, baik pembusuk maupun patogen (penyebab penyakit).
Waktu pemanasan yang sangat singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan
nilai gizi susu, serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif
tidak berubah dibandingkan susu segarnya. Di dalam teknologi pangan, telah
diketahui bahwa pengolahan dengan suhu pemanasan yang tinggi tetapi dengan
waktu yang sangat singkat, lebih dapat menyelamatkan nilai gizi daripada
suhu pengolahan yang lebih rendah tetapi dengan waktu yang lebih
lama.Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT relatif lebih sedikit
pengaruhnya terhadap kerusakan zat-zat gizi, dibandingkan dengan pengolahan
susu bubuk.
Susu bubuk berasal susu segar yang kemudian dikeringkan, umumnya
menggunakan spray dryer atau roller dryer. Kerusakan protein sebesar 30%
dapat terjadi pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk. Kerusakan
vitamin dan mineral juga lebih banyak terjadi pada pengolahan susu bubuk.
Susu UHT dapat dijadikan sebagai pengganti susu bubuk. Dalam beberapa hal,
susu UHT lebih praktis diberikan kepada anak-anak, yaitu mudah dibawa, tidak
perlu waktu untuk menyiapkannya, serta awet disimpan pada suhu kamar selama
10 bulan meskipun tanpa bahan pengawet. Konsumsi susu penting untuk
meningkatkan sistem imunitas (kekebalan) tubuh terhadap berbagai penyakit.
Sesungguhnya susu cair dapat diandalkan sebagai bahan pangan sumber zat gizi
yang sangat baik. Itulah alasan utamanya mengapa konsumsi susu cair di
dunia selalu lebih tinggi dibandingkan susu bubuk. Hanya di Indonesia,
berlaku hal sebaliknya. Hal tersebut merupakan warisan masa lalu, khususnya
di zaman penjajahan yang lebih mudah untuk mendistribusikan susu bubuk
ketimbang susu cair. Kendala lain di masa lalu adalah keterbatasan
teknologi pengolahan susu dan keterbatasan lemari pendingin.
Selain itu keunggulan susu UHT dibandingkan yang lain adalah: (1) aman untuk
dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab
penyakit, (2) memiliki warna, rasa dan penampakan yang mirip susu sapi
segar, (3) susu bersifat awet dan tanpa bahan pengawet, (4) sangat praktis
untuk dikonsumsi dan tidak membutuhkan lemari pendingin, (5) mengandung zat
gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal.
Semoga ibu & keluarga tetap mengkonsumsi susu UHT untuk memperoleh manfaat
yang optimal...
Salam Hangat,
seputar susu

(Sumber: http://ririegranita.blogspot.com/2008/11/susu-uht-vs-susu-formula.html?m=1)

Artikel Copas

Saya suka tulisan ini, bikin saya merasa 'mak jlep'. Sekedar bahan perenungan untuk saya. Saya hanya tinggal mensyukuri apa pun peran saya sekarang, sungguh di pelosok dunia lain, banyak perempuan yang nasibnya jauh lebih buruk dan membutuhkan uluran tangan kita. Wallahu’alambishawab

*****
Aku menemukan tulisan ini. Isinya bagus. Aku tidak bermaksud untuk menyinggung pihak-pihak tertentu ya. Sekedar share bahwa Alloh telah menciptakan manusia, bukan hanya sebaik-baik bentuk, tapi juga sebaik-baiknya peran, amanah, tujuan, dan kefitrahan. Selamat membaca :)


Lega Bisa Menjadi Ibu Rumah Tangga

 
Setelah saya pikir, yang berperan ganda siapa ya? Aku apa pembantuku nih


Selasa, 17 Juli 2012 
SEBELUM married, memang aku nginnya bekerja. Kelihatannya keren saja pokoknya bisa mencari duit sendiri. Kebetulan diajak teman ngelamar di Karawaci, eh aku diterima tapi temenku justru tidak lolos.

Waktu sudah married (Alhamdulillah suamiku, sudah punya pekerjaan mapan, rumah juga udah ada, Alhamdulillah banget deh pokoknya). Tapi tetap saja aku bilang sama suamiku kalau masih ingin bekerja. Memang sudah kita bahas kalau mencari nafkah itu kewajipan suami dst. Jadi alasan buat kerja di luar rumah memang kebanyakan buat pembenaran aja sih. Buat nambah income lah, biar nggak mubazir capek-capek kuliah, ingin berperan ganda, emansipasi, aktualiasasi diri bla bla bla.

Dandan cakep buat siapa yah?

Pagi-pagi, yang namanya dandan kayaknyanggak kelar-kelar, ada aja yang bikin tidak pede, suami aku sampai pencet-pencet klakson he he he… kalau orang Jawa sampe pencet klakson, berarti memang akunya saja yang nggak beres. Sudah begitu, di mobil masih aja benerin make up, suamiku menyetir, aku cuekin bodo amat! Turun dari mobil aku sudah cakep, wangi, rapih dan seksi. Hmm yang namanya Office Boy (OB) sampe Manager pada ngelirik deh (ah pada ngeres aja pikirannya… iya sih jujur aja, wanita mana sih yang nggak seneng kalau dikagumi?)

Pas sudah punya anak, masih tetap saja begini juga. Waktu ada teman bilang, “Eh kamu nggak nyangka lho kalau udah punya anak, bawaannya masih kayak gadis ajah. Rasanya sih seneng dengernya.”

Suatu hari, aku pernah mendengat tausyiah seorang ustad di Female FM tentang kecantikan seorang istri dan sikap terbaik baginya adalah hak suaminya. So what! jadi kalau ke kantor, memangnya nggak boleh dandan cakep gitu ya, pikirku!

Belakangan tiba-tiba hati ini merenung. “Ya Allah rupanya benar. Aku sudah serahkan haknya suamiku kepada ke suami-suami lain yang tidak berhak atas aku, setiap hari, bertahun-tahun… “

Emansipasi? Emang enak banget!

Sebenarnya aku sudah berterima kasih banget sama para tokoh-tokoh kewanitaan yang sudah rajin menyuarakan emansipasi untuk memperjuangkan kesamaan hak cowok ama cewek.

Di kantorku, gaji cewek sama gaji cowok untuk posisi yang sama tidak pernah dibedakan. Mulai bonus, tunjangan, semua sama.

Tapi kalau kewajiban sama nggak ya? Memang sih pada jabatan yang setara dengan jabatanku, temen-temen cowok kasihan juga kerjanya. Harus mengejar target ini lah, harus nge-deal kontrak itu lah, harus ke bea cukai lah, disemprot boss lah.

Pernah monitor komputerku mati bolak balik. Sebel!

Memang sih, aku tebak paling kabelnya ada yang longgar. Tapi masak sih, cewek kudu ngolong di meja?

Biasanya, kita, para wanita, tinggal angkat telpon, pakai sedikit rayuan kecil, langsung datang tuh orang bagian IT.

Memang enak banget emansipasi. Hak boleh sama tapi, kewajiban masak sama juga? Kayaknya tidak.

Professional

Aku suka geli sendiri. Kadang ada aja yang kelupaan. Lupa menaruh duit buat pembantu beli aqua, lupa bawa pembalut, lotion ketinggalan lah dll.

Jika Anda sekalian mau tahu, ini jadwal rutin kita para wanita karir;

•Begitu nyampai kantor langsung nelpon rumah untuk mem-briefing pembantu dari A ampe Z (manajerku saja gak rajin kasih briefing he he he)

•Habis menelpon sarapan deh ..(Mohon dipahami ya… jalanan Jakarta macet, kalau sarapan di rumah mana sempat?)

•Habis sarapan terus ngrumpi ..(wajib nih.. untuk berbagi info soal pendidikan anak, cinta laura, hem… tentang semalam bersama papanya anak-anak :)

•Habis ngrumpi apa lagi ya? Kadang si Nonik, toko berjalan bakal datang membawa dagangan, kemarin katanya mau membawa contoh high heel dll.

•Menelpon rumah lagi. Itu si bibi suka tidak nyambung, jika tidak diulang-ulang.

•Menelpon lagi… ngrumpi lagi… kabarnya si Komala baghaiman ya? Katanya, habis pap smear

• Paling demen kalau ada yang ngajak rujakan. “it’s a women thing you know.”

•Pekerjaan mah sambilan aja, yang penting beres, lho memang kenapa?

Well, ok mungkin it is not that bad ya..tapi coba deh kita evaluasi dengan jujur aja.

•Telpon yang ada di meja kita, lebih sering dibuat nelpon siapa coba? Urusan pribadi apa urusan kantor? Kalau pamer HP waaah nggak mau kalah deh, kalau Blackberry bosen ganti Android, tapi giliran nelpon anak di rumah, eh pakai telpon kantor :)

•Komputer lebih sering buat browsing mode baju, baca cerpen atau buat urusan kantor.

• Itu liat deh email kita masing-masing, ada berapa email yang kita kirim tiap hari? Berapa sih yang bener-bener buat pekerjaan? Paling emailan ngebahas ladies lunch, rasanin boss, gaji pembantu amah al-hal cewek doang isinya.

•Ketika kita lagi ngrumpi misalnya, sadar nggak sih kalau suara tawa kita cekikikan sudah ngeganggu para bapak-bapak yang lagi serius konsentrasi bekerja demi memastikan kalau nafkah yang mereka kasih untuk anak istrinya bener-bener halal dan toyyib. Kita mah cuek bebek aja ha ha hi hi!

Peran Ganda

Wanita bekerja kan dimitoskan sebagai wanita yang bisa menjalankan peran ganda yaitu mencari uang dan mendidik anak sekaligus. Pokoknya superwoman deh kayak lagunya Karyn White tahun 90-an.

Peran mencari uang dilakukan dengan cara “professional” yang dibahas di atas.

Nah peran mendidik anak ini yang ribetnya minta ampun. Memangnya cukup dengan mengangkat gagang telpon memberi instruksi kepada si bibik di rumah? so simple isn’t it?

Managemen waktu yang efektif adalah kunci sukses peran ganda, itu kata pakar kewanitaan.

Ya contoh aja, si bibi aku beri tahu jadwal jam-jam aku menelpon rumah agar dia bisa menyiapkan anakku di dekat telpon (hanya sekedar bertanya; udah makan belum, udah bobok?)

Si bibi juga harus dicerewetin agar kalau sore semuanya sudah beres, anak udah mandi, rumah udah bersih, makanan udah siap dll.

Setelah saya pikir, yang berperan ganda siapa ya? Aku apa pembantuku nih?

Pembantu gajinya pasti di bawah UMR (mau tanya, yang membayar gaji pembantu di atas UMR angka tangan deh!)

Pembantu kita kasih tugas ngerawat anak mulai nyuapin, nyebokin, mandiin, ngajarin nyanyi, seabrek.

Sudah begitu, pembantu juga masih kita beri tuga bersihkanrumah, mencuci, menyetrika celana dalam suami, dan kalau lagi pas aku telepon kadang dia lagi bikin sambel kesukaan suami.

Peran paling berat pembantuku sebenernya justru meladeniku yang sering ketus bin cerewet, tidak peduli semua kesulitan yang dia hadap untuk menjalan perintahku.

Padahal, di kantor, aku mah tinggal enaknya saja, kalau lagi ngrumpi suka tidak mau kalah mamerin anak aku udah bisa gini bisa begitu, kalau anakku dipuji orang, Hmm siapa dulu mamanya? Kalau anakku malu-maluin, tinggal bilang saja, “Iya tuh dasar pembantuku oon.”

Lho, suamiku bukan tipe orang rewel. Nasi tumis kacang panjang sama sambel terasi udah nambah bolak balik makan. Kalau cari praktisnya aja, pembantuku disuruh menyiapkan semua beres deh. (Idih boro-boro bikin sambel terasi, memegang terasi saja baunya mana tahan )

Tapi kok sama pembantu cuma digaji segitu sih? Pelit amat!

“Iya orang kerjanya nggak becus masak mau digaji tinggi.”

Kalau kerjanya nggak becus, kok dipasrahin merawat anak? He he he jadi yang nggak becus itu siapa?

Emang ironi 

Kalau aku ditanya siapa yang paling aku banggakan, aku pasti jawab Mamaku.

Aku ingat betul kalau aku mau pergi ke sekolah, mamaku menyisir rambutku, kadang dikuncir seperti ekor kuda. Kalau aku pulang sekolah pasti disambut peluk cium di depan pintu, terus ditanya dijarain apa nak? Mama I love you Mama.

Tapi kenapa ya, aku sendiri justru lebih bangga jadi wanita karir?

Mamaku orangnya sederhana banget tapi bisa mendidik membesarkan aku jadi sarjana kayak begini.

Nah aku sudah sarjana jsutru malah kebalik. Mendidik anak justru aku serahkan ke pembantu oon yang aku omelin tiap hari.

Fitnah

Namanya kantor ya kayak gitu itu deh. Cowok-cewek bukan muhrim bergaul tanpa batas. Lupa kalau itu suami orang atau sengaja menghilangkan jarak karena tiap hari bertemu. Demi selembar kertas kerjaan yang kita bahas, sudah deh, pasti lupa tuh sama perabotan kita. Kalau kita berdiri terus cowok temen kerja kita duduk, dada kita cuma berapa centi dari mulut cowok itu. Yang cowok juga kadang suka GR, sementara cewek juga suka mancing-mancing, jadi sama saja. Yang pakai jilbab-pun, sama aja becandanya. Mencubit suami orang, salaman sama suami orang dll itu mah hal biasa di kantoran. Pokoknya sama saja!

Aku sendiri juga jujur seneng banget kalau dibantuin, kan artinya aku lebih punya waktu lebih banyak buat ngrumpi, rujakan atau nelpon sana sini he he he.. Bodo amat kalau cowok yang bantuin aku jadi GR ato main hati. Pura-pura innocent ajah …. He he he …

Golden Age (Masa-masa emas yang tak akan pernah kembali)

Pasti ada perasaan bersalah yang muncul karena aku tidak bisa setiap waktu deket sama anak. Aku coba tutupin rasa bersalah itu pakai alasan-alasan pembenaran.

Sering ada yang cuap-cuap begini, “Yang penting kualitas bukan kuantitas. Jadi walaupun waktu kita untuk anak cuma sedikit tapi kalau berkualitas kan lebih baik.”

Lebih baik bagaimana maksudnya nih?

Kita nyimpen ASI di kulkas di kantor dan Astaghfirullah, itu apa pada nggak risih ya? ASI dijejer sama minuman punya orang lain, apa nggak risih ya ASI nya jadi perhatian dan bikin pikiran kotor suami orang.

Setelah seharian kita pajang di kulkas di kantor, baru deh sore harinya kita minumin ke anak kita.

Yakin tuh ASI kayak begitu lebih baik dan lebih barokah daripada ASI yang langsung kita minumin ke mulut anak kita?

Ketika anak-anak kita mulai bisa bicara, mulai berjalan dan mulai bertambah kepinterannya, apakah kita yakin lebih baik di banding pembantu kita yang dengan sabar menemani, menjag, mengajarin anak kita?

Ketika kita ambil rapot anak kita, apa kita yakin merasa lebih baik dan lebih terhormat daripada ibu-ibu yang tidak bekerja di kantor seperti kita?
Ibu-ibu itu mencurahkan kasih sayangnya dengan membelai tangannya sendiri, dengan nasihatnya sendiri, sementara aku menyapa anakku hanya dengan telpon kantor, pembantuku lebih sering memberi nasihat daripada aku yang cuma marah-marah aja kalau dilaporin pembantu.

Galau

Tapi, rupanya ada saat hati ini mulai tidak bisa dibohongi lagi.

“Mama kerja cari uang dulu buat kita jalan-jalan ya sayang, buat beli susu, buat beli bajunya Amy.”

Apa bener uang gajiku buat beli baju, beli susu dan buat jalan-jalan?
Tagihan kartu kredit dilaciku jadi jawabannya, yang beli HP baru, beli baju online, beli tablet buat fesbukan. Itu saja sering ditombokin suami.

Tausyiah itu akhirnya teringat kembali. Kecantikan dan sikap terbaik istri adalah hak suami. Sudah 5 tahun lebih aku kerja. Enjoy sih, suasana kerja penuh canda dan akrab, banyak yang kagum kecantikanku. Sakit hati sih kalau ada yang menikam dari belakang bilang aku ganjen, gatel ato genit.

Suamiku dan anak-anakku melepaskan hak mereka atasu, diikhlaskannya aku pergi keluar rumah, sementara aku membalas keikhlasan mereka dengan kelakuan yang seandainya mereka liat, pasti mereka akan kecewa.

“Ya Allah ya Rabbi… setiap hari selama bertahun-tahun aku sudah memberikan hak suamiku, hak anak-anakku kepada ke suami-suami lain yang tiada hak atas aku.”

Hati ini teriris setiap kali si kecilku Amy bilang, “Mama jangan kelja” setiap aku pamit berangkat kerja.

“Surga di bawah kaki ibu.”

Tapi masihkah surga ada di bawah kaki ibu seperti aku?

Ibu yang tidak menyusui anaknya 2 tahun penuh.

Ibu yang asik ngrumpi dikantor sementara anaknya main sama pembantu.

Ibu yang asik chating email sementara anaknya tidur siang didekap pembantu.

Ibu yang cuma bisa cerewet lewat telpon kantor nyuruh mandilah, makanlah, tidur sianglah.

Ibu yang sibuk buka internet kantor cari-cari baju terbaru biar tetep modis diliat (suami) orang.

Ibu yang asik makan siang bareng di café sementara anaknya disuapi pembantu.

Enough! I am coming home sweety. 

Keputusan berhenti kerja juga nggak mudah, tapi sebenarnya aku saja sih yang mellow. Teman-teman cewek bilang apa nggak sayang ninggalin kerjaan, eh tapi di belakangku mereka bilang aku berhenti kerja karena kasus ini dan itu, dasar!. Di hari terakhirku aku memberi kata-kata pesan perpisahan, “I miss you, friends forever, ah gombal pada lu semua!”

Suamiku bilang sebenernya dia sudah lama “ngebatin” ingin aku berhenti kerja. Dasar orang Jawa, coba bilang sejak dulu, mungkin aku bakal nurut.

Ridha Allah

Tiada yang lebih nyaman buat seorang hamba selain mengikuti Sunatullah. Suami dan perempuan punya fitrahnya sendiri, ikuti saja maka Allah akan melimpahkan ridha-NYA.
Alhamdulillah, keputusan berhenti bekerja adalah yang terbaik. Kini aku bebas menikmati saat-saat indah bersama bidadari kecilku Amy, kupastikan Amy mendapatkan cinta dan kasih sayangku selama aku masih hidup.

Dengan ridha Allah, aku juga tetap bisa punya penghasilan sendiri, berdua kakak perempuanku aku men gembankan bisnis cupcake online (many thanks to Pak Dani) Suamiku membelikan aku Honda Jazz second, asik juga bisa untuk mengantar pesanan cupcake dan buat antar-jemput sekolah buah hatiku.
SubhaAllah. Sungguh Allah tidak mengingkari janjiNYA. Allah cukupkan rizki orang yang bertawakal kepada NYA.

Penting lagi, aku bisa bebaskan diri ini dari fitnah, aku bisa jaga hak suamiku dan aku penuhi kewajibanku kepada anak-anak yang diamanahkan Allah kepadaku.

Eh doain aku ya biar cepet berhijab. Aku ingin berhijab lahir dan batin lillahi ta’ala. Maha Suci Engkau Ya Allah.*/Fany FarsadiIbu Rumah Tangga tinggal di Tangerang. Kisah ini ditulis berdasarkan pengamannya sendiri

copy paste dari: http://diari-perjalanan.blogspot.com/2012/07/lega-bisa-menjadi-ibu-rumah-tangga.html

tentang saya

Ibu dari dua anak-anak yang sehari-hari mengajar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta serta peneliti tentang isu-isu kebijakan publik serta dinamika pemerintahan daerah

Selamat Datang

Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini merupakan kumpulan tulisan pribadi pengisi waktu luang, renungan dan juga rekaman jejak tumbuh kembang anak lanang kami, Razan. Semoga bermanfaat.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

Popular Posts

Followers