Alhamdulillahirobbil'alamin atas kepercayaan, kesempatan dan kekuatan yang diberikan oleh Allah kepada kami untuk memiliki dan mengasuh anak kami. Pagi ini saya merasa sedih membaca status dari salah seorang kawan di FB tentang orang tua yang penampillannya tidak menunjukkan keluarga yang 'underprivileged' menitipkan ankknya yang berusia kurang dari 1 tahun di panti asuhan. Sedih, trenyuh bercampur jadi satu.
Menyadari hal tersebut, saya jadi berpikir betapa apa yang saya miliki saat ini adalah sebuah kemewahan, membesarkan anak sendiri sembari bekerja. Kalau sudah begini saya selalu ingat jasa baik Bapak dan Ibu saya yang bersedia saya repoti untuk saya titipi Razan saat siang hari.
Kembali ke cerita batita yang dititip di panti, saya pernah dapat cerita kawan pemilik FB tersebut, bahwa setahun terakhir ini panti yang dikelola oleh ayahnya sudah beberapa kali mendapat titipan bayi. Meskipun bikin trenyuh, tetapi cerita saya di awal tulisan ini kasusnya adalah lebih baik jika dibandingkan dengan kasus-kasus terdahulu. Meskipun intinya sama saja, tak sanggup merawat dan membesarkan anak dan menitipkannya ke panti. Untuk kasus yang ini, batita tersebut diantar oleh 4 orang dewasa ke panti dan menitipkannya di panti. Nah, untuk kasus-kasus yang sebelumnya, orang tuanya meninggalkan begitu saja di depan pintu panti. Seperti cerita dalam sinetron saja, batin saya. Atau barangkali memang orang tua tersebut terinspirasi dari cerita-cerita di sinetron.
Dalam kehidupan saat ini sisi-sisi manusiawi seringkali dimatikan oleh alasan ekonomi. Dengan alasan akan ditinggal bekerja, orang tua merelakan anaknya dititipan dan diasuh oleh anak-anak panti asuhan yang usianya masih sangat muda, kebanyakan dari mereka mungkin masih SD dan sebagian yang lain SMP. Meskipun begitu, semoga kasih sayang kakak-kakak di panti dapat mengahangatkanmu ya nak.
0 komentar:
Posting Komentar