'Super Duper Camp' Virtual Camp ala Kelas IV SDIT Alam NURIS

Camping adalah sesuatu yang selalu dinanti-nantikan oleh keluarga besar SDIT Alam Nurul Islam. Tidak hanya oleh siswanya, namun juga orang tua bahkan kakak dan adik dari siswa tersebut. Betapa tidak, camping selalu menyisakan beragam cerita seru, mengharukan, lucu, dan yang pasti penuh pembelajaran. Sayangnya di masa pandemi ini kegiatan camping tidak dapat diselenggarakan seperti biasanya. Namun demikian, bukan ustad dan ustadzah Nuris namanya kalau tidak punya ide-ide brilian untuk menciptakan kegiatan-kegiatan keren yang memberikan pembelajaran kepada siswa terkait tema yang sedang dipelajari sekaligus mengobati kerinduan pada aktivitas-aktivitas siswa yang sering dilakukan ketika sebelum pandemi. 

Menutup tema pembelajaran tentang To Be Survivor, kelas IV SDIT Alam Nuris menyelenggarakan tutup tema dengan kegiatan Super Duper Camp. Kemah virtual yang diselenggarakan di rumah dengan setiap siswa terkoneksi dengan zoom sepanjang kemah berlangsung. Kegiatan kemah ini disusun layaknya kemah senyatanya kemah pada umumnya. Ada kegiatan opening, memasak bersama yang diikuti oleh sisawa-siswa via zoom dengan jenis masakan bebas sesuai keinginan, ibadah, dan ada pula kegiatan jurid malam dan api unggun. Pada kegiatan jurid malam dan api unggun ini anak-anak diajak berkeliling sekolah secara virtual dan menyusuri lingkungan-lingkungan di sekitar sekolah, termasuk makam yang berada persis di samping sekolah. Kegiatan jurid malam dan api unggun ini mencoba membekali anak-anak dengan ketrampilan kesiapsiagaan di malam hari. Apa yang pelu dilakukan dan disiapkan oleh siswa-siswa ketika beraktivitas di malam hari. 


Meskipun dilakukan secara virtual, siswa-siswa betul-betul terbawa suasana. Razan yang mengikuti jurid malam melalui zoom teriak-teriak, heboh sendiri. Gelap, nggak kelihatan apa-apa, sepi dan serem kata Razan. dalam hal iniustad dan ustadzah berhasil mengemas kegiatan kemah virtual ini dengan baik, sehingga siswa-siswa terbawa suasana seperti mengikuti kemah beneran. Sekitar jam 21 (sembilan malam), kegiatan jurid malam dan api unggun selesai. Siswa disilakan istirahat dan dilanjutkan qiyamul lail pada jam 03.00 dan sholat subuh secara mandiri. 

Zoom dibuka kembali pukul 05.00 pagi. Siswa-siswa diajak memaknai setiap proses yang dilalui selama mengikuti super duper camp ini. Menjadi bahagia, menjadi pemenang dalam setiap proses dan mampu bertahan dalam berbagai kondisi adalah beberapa pemaknaan yang coba disampaikan ustad pada sesi pagi ini. Pukul 06.00 pagi kemah virtual resmi ditutup. Meskipun banyak diantara teman-teman razan yang masih pengen lanjut kemahnya. Begitupun Razan. Tenda masih dibiarkan berdiri dan tidak dibongkar di rumah. Kemahnya lanjut nanti malam lagi karena pagi ini Razan harus mengikuti pembinaan EBTAQ.

Terima kasih disampaikan kepada ustad dan ustadzah yang sudah menyiapkan kegiatan seru ini. Semoga ada kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya yang tidak kalah seru yang menstimulasi siswa untuk tetap semangat belajar dan melakukan aktivitas-aktivitas positif di masa pandemi ini. 



I am back

Alhamdulillahirobbil'alamin. Akhirnya ngeblog lagi setelah ratusan purnama off. Terakhir ngeblog kira-kira sekitar bulan Agustus 2016 dan sekarang sudah Agustus 2021. Lima tahun ga ngeblog sodara-sodara dan sekarang ngeblog lagi. Hurraay. Senang tak terkira. 

Beberapa waktu yang lalu udah nyoba masuk lagi ke blog. Pengen nulis lagi. Tapi lupa email dan paswordnya. Hari ini dipaksa sama anak lanang untuk nyoba nyari email yang dipakai. Dia pengen ibunya ngeblog lagi menceritakan hari-hari seru bersama adiknya. 

Oiya, Razan tertarik dengan blog setelah beberapa hari  yang lalu di sekolahnya ada tema menulis buku harian. Kemudian saya tunjukkan beberapa buku harian saya yang saya punya dan juga saya tunjukkan blog ini sebagai another buku harian saya. Razan seneng membaca blog saya yang banyak bercerita tentang masa kecilnya. Dia pengen saya juga bercerita tentang adiknya 'Farras' di blog ini. 

Setelah nyoba-nyoba nanya ke mbah gugel bagaimana caranya bisa kembali ke blog yang udah lama ga kita buka, akhirnya nemu juga. Dan hasilnya yah ini bisa nulis lagi. Semoga semakin rajin nulis ya. Nggak hanya cerita tentang daily activities. Tapi juga bisa bercerita tentang hal-hal yang lebih serius. Tentang riset, pemberdayaan masyarakat dan fenomena-fenomena lain yang menarik terkait kebijakan publik. 

Hore Ngeblog Lagi...

Wow..sudah lama juga ya saya tidak nengok blog saya. Tiga Tahun!! aje gile. Dari Razan masih bayi, sampai sekarang si bocah sudah TK kecil udah gak pernah ngeblog lagi. Bismillah, meniatkan kembali rajin nulis di blog untuk menyegarkan diri, refreshing dan mengabadikan cerita tumbuh kembang bocah kesayangan <3<3

Meninggalkan razan

Sudah hampir sebulan setelah berkegiatan di Papua. Untuk kedua kalinya harus meninggalkan Razan dan untuk pertama kalinya saya meninggalkan Razan dalam waktu yang agak lama. Pastinya sedih dan galau melanda saya saat itu. Awal mendapat informasi bahwa saya diminta turut serta rombongan, kebingungan berkecamuk dihari dan pikiran saya, antara keinginan berangkat dan tidak berangkat karena nggak tega ninggalin Razan. Sampai-sampai setiap orang saya mintai pendapat apakah sebaiknya berangkat atau tidak. Berkat dukungan suami dan orang tua, akhirnya saya jadi berangkat.

Kurang lebih 8 hari saya tinggalkan Razan di rumah bersama ayah, mbah uti dan mbah kakungnya. Selama 8 hari itu saya berusaha tenang dan menikmati setiap kegiatan saya agar Razan tidak rewel dirumah. Dan benar selama 8 hari itu saya sangat menikmati perjalanan dan kegiatan yang sangat mengagumkan dan mencengangkan.  Dan saya bersyukur sekali karena waktu itu saya memutuskan untuk berangkat, karena pembelajarannya sungguh sangat banyak dan berharga.

Berfoto di depan honai perempuan


Nah, hampir sebulan setelah perjalanan tersebut, sampai hari ini Razan masih parno aka takut kalau-kalau saya meninggalkannya pergi. Jika saya di dalam rumah memakai jilbab saja, bocah kecil itu sudah mbingungi untuk ikut dan minta saya gendong. Apalagi kalau sudah lihat saya pegag tas. Dijamin Razan akan teriak-teriak bilang 'ituk bundaaaa' #ikut bunda. Kalau sudah begitu saya harus menggendongnya dulu atau mengajaknya bermain dulu, baru saya bisa pergi. Tentu kepergian saya tanpa diketahui oleh razan yang sedang asyik bermain dan memilih yupi cicak.

Sebenarnya saya nggak mau pergi dengan cara 'nglimpekke' bocah. Tapi sampai saat ini saya belum menemukan cara jitu agar razan tidak nangis saat saya tinggalka untuk kerja. Mungkin karena juga masih anak-anak, sehingga razan belu paham kalau saya pergi untuk kerja nanti pulang lagi. Meskipun saya mencoba berulang kali menjelaskannya dengan bahasa Razan. Jika nanti waktunya tiba, mungkin razan nggak akan nangis lagi saat saya tinggal kerja. Tapi belum sekarang. Begitu kan Razan ? ***


We loves you, kiddos

Sabtu-Minggu barangkali adalah hari yang dinanti oleh Razan. Pada hari tersebut, Razan bisa bermain sepuasnya dengan bunda, bobok siang dikeloni bunda, maem, mandi bersama bunda dan jalan-jalan bersama bunda. I know it well, that you loves me much thole. Demikian juga dengan kami my lovely kidos, We loves you much more.

Sebagai Ibu bekerja, yang bekerja dari Senin-Jum'at, dari Jam 07.30-17.00, saya meninggalkan anak lanang di rumah bersama mbah kung dan mbah uti. Otomatis, pada waktu-waktu tersebut saya tidak dapat mendampinginya. Itu pilihan dan komitmen kami. Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Dan kami terima konsekuensi itu. Sebagai kompensasinya, kami selalu meluangkan jalan-jalan di saat hari libur. Sembari memberikan kesempatan kepada Razan mengeksplorasi dunia di luar rumahnya, kami juga berupaya menghadirkan kehangatan keluarga, kesenangan dan kegembiraan yang tidak dapat kami berikan maksimal selama kami tinggalkan bekerja. Tidak harus mahal, kadang kami sekedar menyempatkan diri mengantarkannya ke lembah UGM untuk melihat rusa, berkunjung ke rumah keluarga lain, belanja atau seperti kemarin, saya ajak Razan ke pasar tradisional, Saya beri kesempatan untuknya memilih lauk untuk makan siangnya dan dipilihnya ikan kali untuk menemani makan siangnya.

Hampir dua tahun berjalan, alhamdulillah all is well. Secara psikologis dan emosional, Razan tumbuh dengan baik meski kami (bunda dan ayah) tidak  bersamanya selama 24 jam. Diusianya yang hampir 21 bulan, Razan sering sekali memberikan kejutan kecil pada kami. Kemampuannya berbicara, ekspresi-ekspresinya, cara Razan merespon sesuatu yang ada di sekitarnya, tak jarang membuat kami merasa sangat diberkahi memiliki bocah kecil itu. Seperti pagi ini ketika Razan agak susah dibangunkan. Ohya, Razan punya kebiasaan terbangun dini hari dan sebagai dampaknya agak susah kalau dibangunkan keesokan paginya.  Nah hari ini saat Razan susah dibangunkan, bunda bilang sama Razan "Razan mau bangun nggak?". "Emoh, ayan amak (Razan Ahmad) mau bobok", jawab Razan. #nah loo!!! "Kalau Razan nggak mau bangun, Bunda berangkat kerja sekarang ya", kata saya. "Razan ituk (ikut) Bunda", Jawab Razan lagi. "Kalau mau ikut, Razan bangun dulu, maem trus mandi". Langsung deh anak itu bangun, dan duduk manis menantikan suapan sarapan dari Bunda. Setelah Sarapan selesai, mandi dan minusm susu, Razan dengan setia menemani bunda dan ayak bersiap berangkat kerja. Beneran ini kayaknya, anak kecil ini berharap diajak pergi hari ini. Dan betul saja, saat saya mengangkat ransel saya keluar kamar, Razan udah teriak-teriak, "Bunda, ayan ituk eja, ayan ituk eja (Razan ikut kerja)". Oalah tole...tolee...atas jasa baik bapak saya, setiap pagi  saya bisa berangkat kerja. Dengan sigap, bapak selalu mengalihkan perhatian setiap dia merengek saat saya akan berangkat kerja.

Meskipun dia belum paham betul apa itu bekerja, kenapa saya meninggalkannnya setiap pagi dan ketemu lagi saat sore tiba, saya selalu berusaha menjelaskan dan memberi pengertian, misalnya dengan seperti ini: "Razan, kalau ayah dan bunda pergi pagi hari itu bunda dan yah mau kerja. Razan kan pinter, anak pinter itu nggak nangis kalau ditinggal ayah dan bunda bekerja. Nanti kan sore ketemu lagi, main bareng lagi dan bobok bareng lagi ya". Iya" gitu jawab Razan. Sepenuhnya Bunda mengerti bahwa Razan belum paham betul kalimat-kalimat Bunda di atas dan ketika Razan menangis saat Bunda tinggalkan untuk bekerja, Bunda paham betul itu karena Razan sayang Bunda dan nggak mau jauh dari Bunda. Begitukan le?

Belajar lagi

Barangkali hidup memang merupakan rangkaian panjang pembelajaran. Belajar bersyukur, belajar bersabar, belajar ikhlas, belajar merelakan, belajar memahami dan memaknai, belajar untuk mempercayai, belajar memberi dan berbagi, belajar memaafkan dan belajar banyak hal lagi.

Dan hari ini aku belajar satu hal baru dalam kehidupan, belajar kehilangan. Kehilangan sesuatu yang aku rasakan berharga setelah sesuatu itu tidak ada. Tak ada lagi tempat bertanya dan tak ada lagi tempat mengadu. Tak apa. Barangkali ini saatnya sudah tiba. Tidak mengandalkan orang lain dan belajar lebih mandiri.

Tentang Menjadi 'Bakul'

Sekolah lagi dan diberi kesempatan berziarah ke makam Nabi. Barangkali dua hal itu adalah dua mimpi besar saya yang sampai saat ini masih saya genggam erat dan terus diupayakan. Namun kawan, ada mimpi lain yang ingin saya wujudkan suatu saat jika Allah mengijinkan, memberikan rezeki dengan memiliki rumah dipinggir jalan, yang disana saya bisa membuka semacam warung, yang saya kelola sendiri sembari mengurus rumah dan keluarga #amin#. Di warung tersebut saya ingin berjualan alat tulis, buku, ataupun baju-baju muslim.

Mungkin bukan kebetulan jika saya punya mimpi jadi 'bakul' di warung yang saya miliki. Hampir 30 tahun saya tumbuh di tengah keluarga yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang. Bahkan sejak SMP saya sudah dilibatkan  secara langsung dengan aktivitas berdagang oleh orang tua saya.  Saya dilatih oleh orang tua saya untuk setidaknya mencari tambahan jajan. Dan saya ketagihan menjalaninya, sampai kuliah, saya masih terus menggeluti kegiatan perbakulan tersebut. Bersama kakak saya, saya berjualan apa saja yang laku di jual. Mulai dari bubur ayam, sandal, baju muslim, jilbab sampai baju batik anak-anak hasil karya ibu dan kakak saya. Alhamdulillah baju batik anak-anak ini masih terus berlanjut sampai sekarang dan berkembang ke jenis-jenis produk batik yang lain. Namun, sejak lulus kuliah saya tak lagi intens mengelolanya karena saya fokus pada pekerjaan baru saya. Dan sejak itu sampai saat ini kakak saya yang intense mengelolanya.

Meskipun begitu, saya masih memiliki ketertarikan yang kuat untuk kembali menekuni aktivitas perbakulan. Menurut saya ada kenikmatan tersendiri dari aktivitas tersebut. Dari kegiatan tersebut saya bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan banyak orang, baik itu supplier maupun konsumen. Berdiskusi dengan mereka, bercerita ngalor-ngidul dan tak jarang akhirnya kami memiliki hubungan semacam persaudaraan. Pokoknya menyenangkan. Meski juga ada yang tidak menyenangkan dari aktivitas itu. Pendapatan yang kami peroleh sebagai bakul tidak menentu. Tergantung pada kapasitas modal dan moment, seperti moment liburan sekolah, liburan hari raya, long weekend atau pas libur sabtu-minggu. Di luar moment-moment itu pendapatannya sangat unpredictable. Tapi jadi bakul itu sungguh menyenangkan ^^.

tentang saya

Ibu dari dua anak-anak yang sehari-hari mengajar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta serta peneliti tentang isu-isu kebijakan publik serta dinamika pemerintahan daerah

Selamat Datang

Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini merupakan kumpulan tulisan pribadi pengisi waktu luang, renungan dan juga rekaman jejak tumbuh kembang anak lanang kami, Razan. Semoga bermanfaat.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Translate

Popular Posts

Followers